Kemudian ia pun menyelesaikan pendidikan HBS melalui korespondensi, namun tidak pernah resmi lulus.
Baca Juga: Mengungkap Sejarah dan Makna 10 November dalam Peringatan Hari Pahlawan
Selanjutnya Sutomo masuk KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia) dan berhasil mencapai peringkat kedua "Pandu Garuda" di usia 17 tahun.
Berbagai profesi pernah dijalaninya. Selain bekerja di kantor pemerintahan serta perusahaan swasta, ia juga pernah menjadi polisi dan seorang jurnalis.
Dia kemudian bergabung dengan sejumlah kelompok politik dan sosial lalu terpilih menjadi anggota Gerakan Rakyat Baru di tahun 1944.
Pada Oktober dan November 1945, ketika tentara NICA melancarkan serangan di Surabaya, sosok lelaki tersebut membangkitkan semangat rakyat dengan seruan-seruan lewat siaran-siaran radio.
Baca Juga: Puisi Singkat Tentang Pahlawan untuk Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2022
Saat peristiwa Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945, Sutomo atau Bung Tomo tampil sebagai orator ulung yang membakar semangat rakyat untuk berjuang melawan tentara Inggris dan NICA-Belanda.
Ia pun menjadi salah satu tokoh yang sangat penting karena berperan menggerakkan dan membangkitkan semangat rakyat pada saat Surabaya diserang habis-habisan oleh pasukan Inggris.
Pasca kemerdekaan Indonesia, dia sempat terjun ke dunia politik dan pernah dipenjara selama setahun oleh pemerintah Orde Baru karena kritik-kritiknya yang keras terhadap program-program presiden Soeharto.