Selamat Hari Pahlawan: Kilas Balik Detik-detik Tewasnya Jenderal Mallaby, Pemicu Pertempuran 10 November 1945

- 9 November 2022, 20:26 WIB
Mobil Brigjend Mallaby yang terbakar
Mobil Brigjend Mallaby yang terbakar /Arsip Dokumen RI/

MALANG TERKINI - Memperingati Hari Pahlawan, tentunya diingatkan kembali sebuah peristiwa besar bersejarah yang terjadi di Surabaya.

Surabaya kota Pahlawan, di sanalah sebuah pertempuran hebat dan dahsyat terjadi pada 10 November 1945 yang menewaskan ribuan pejuang Indonesia.

Namun dibalik terjadinya pertempuran besar tersebut, terdapat peristiwa yang menjadi pemicu utama pecahnya perang antara para pejuang dengan tentara Inggris.

Baca Juga: Hari Pahlawan 2022: Filosofi Makna dari Logo Bertemakan 'Pahlawanku Teladanku'

Dalam kesempatan ini, berikut kilas balik sebuah peristiwa pemicu pertempuran 10 November 1945, yaitu tewasnya Jenderal Mallaby yang dilansir Malang Terkini dari berbagai sumber. 

Berikut kronologi detik-detik tewasnya Jenderal Inggris tersebut.

Rabu, 19 September 1945, terjadi insiden perobekan bendera Belanda oleh arek-arek Surabaya di Hotel Yamato, yang menyebabkan pecahnya berbagai bentrokan di sejumlah wilayah Surabaya.

Bentrokan antara para pejuang Indonesia dengan bala tentara Sekutu terus terjadi dan berlarut-larut, sedangkan tujuan tentara Sekutu datang ke Indonesia adalah untuk melucuti Jepang yang sudah menyerah.

Namun, pihak Belanda melalui NICA yang membonceng Sekutu ingin menguasai kembali wilayah Indonesia dengan bantuan AFNEI tentara Inggris.

Arek-arek Surabaya tanpa pandang bulu dan memang sulit membedakan antara NICA dan AFNEI, ketika tampak tentara asing pasti disikat oleh arek-arek Surabaya.

Itulah, sehingga bentrokan terus berlangsung dan akhirnya pihak Inggris meminta Presiden Soekarno untuk meredakan situasi.

Baca Juga: 10+ Contoh Pantun Hari Pahlawan 10 November untuk Lomba Sekolah SD, SMP, SMA

Presiden Soekarno menyetujui perjanjian gencatan senjata antara militer Sekutu dengan Milisi pejuang Indonesia.

Perjanjian gencatan senjata ditandatangani pada 29 Oktober 1945. Sejak hari itu, Surabaya perlahan-lahan kembali normal.

Namun keesokan harinya, Selasa, 30 Oktober 1945, sebuah peristiwa yang akan memicu pecahnya pertempuran besar Surabaya terjadi.

Dengan diumumkannya gencatan senjata, kedua belah pihak saling berkoordinasi antara pimpinan dan melakukan patroli di wilayah-wilayah Surabaya untuk meredam situasi.

Di pihak Indonesia dikomandoi oleh Mayjen TKR HR. Mohammad Mangoendiprodjo sebagai kontak biro yang ditunjuk oleh Jenderal Oerip Soemohardjo.

Sedangkan di pihak Inggris dipimpin oleh Brigadir Jenderal AWS Mallaby.

Kejadian bermula saat Brigjen Mallaby berpatroli di sekitar jembatan merah Surabaya untuk memantau perkembangan gencatan senjata.

Baca Juga: 5 Rahasia Sukses Menjadi Konten Kreator Media Sosial Ala Vina Muliana

Ternyata di sana masih dijumpai sejumlah bentrokan antara tentara India milik Inggris dengan pejuang Indonesia.

Brigjen Mallaby segera melakukan tindakan pencegahan agar pertempuran tidak berlanjut dan menanyakan kepada tentara India tentang sebab terjadinya bentrokan.

Tentara India yang berjumlah kurang lebih 20 orang melakukan penyerangan secara sporadis kepada milisi Indonesia saat bersinggungan di sekitar jembatan merah.

Hal itu terjadi karena, tentara India belum mengetahui adanya gencatan senjata karena alat komunikasi radio mereka terjadi kerusakan.

Setelah bentrokan mereda, sekitar 30 menit sejak Jenderal Mallaby datang di lokasi bentrokan, Mayjen TKR HR. Mohammad Mangoendiprodjo menemui Mallaby untuk saling berkoordinasi mengenai perkembangan gencatan senjata.

Tentara India melakukan penyanderaan terhadap Pimpinan TKR Divisi Jawa Timur dan memicu pejuang-pejuang Indonesia kembali menyerang.

Dalam kondisi yang panik, Jenderal Mallaby memerintahkan tentaranya untuk menyerang balik pejuang Indonesia dengan senjata otomatis.

Semua dalam mode tempur, dan memang Brigjen Mallaby sudah diincar oleh arek-arek Surabaya.

Baca Juga: Sambut Piala Dunia Qatar 2022, Ini Grup dan Jadwal Secara Lengkap

Di tengah-tengah hiruk pikuk pertempuran, Mallaby mencoba berlindung di dalam mobil Buick miliknya dari tembakan pejuang-pejuang Indonesia.

Sekira pukul 20.30 WIB, seorang pemuda pemberani arek Surabaya, mengintai dan mengarahkan tembakannya ke Mobil yang dipakai Mallaby berlindung.

Tembakan dilepaskan ke arah mobil Brigadir Jenderal Mallaby, namun meleset ke bagian bawah mobil dan justru mengenai sebuah granat.

Granat yang meledak hebat menghancurkan mobil Buick hingga terbakar hebat. Brigjen Mallaby tak dapat menyelamatkan diri hingga ikut meledak bersama mobil.

Pada awalnya, Mallaby hanya diberitakan menghilang karena jasad di dalam mobil Buick yang meledak sudah tidak dapat dikenali.

Namun akhirnya pihak Inggris mengkonfirmasi bahwa Brigjen Mallaby telah tewas ditangan arek-arek Surabaya.

Baca Juga: 5 Fakta Seputar Hari Pahlawan 10 November yang Wajib Diketahui

Pihak Inggris marah besar atas peristiwa ini, dan memberi ultimatum kepada Indonesia untuk menyerahkan persenjataan kepada AFNEI dan NICA terhitung paling lambat pada Sabtu, 10 November 1945 pukul 06.00 WIB.

Sebagai negara yang sudah berdaulat, resmi memproklamasikan kemerdekaannya, maka para pejuang bertekad mempertahankan kemerdekaan sampai titik darah penghabisan.

Ultimatum Inggris tak dihiraukan, justru disambut dengan perlawanan pejuang Indonesia, meletuslah pertempuran 10 November 1945 Surabaya.

Itulah kilas balik detik-detik tewasnya Jenderal Mallaby yang memicu pecahnya pertempuran Surabaya. Selamat Hari Pahlawan! Merdeka!***

Editor: Anisa Alfi Nur Fadilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah