Terjadi Kembali, Sebanyak 3000 Sekolah Gagal Input Nilai SNPMB

- 11 Februari 2023, 19:37 WIB
Kelalaian sekolah dalam menginput nilai-nilai siswa ke dalam sistem PDSS untuk SNPMB membuat ribuan siswa merasa kecewa.
Kelalaian sekolah dalam menginput nilai-nilai siswa ke dalam sistem PDSS untuk SNPMB membuat ribuan siswa merasa kecewa. /www.freepik.com

Baca Juga: Biaya UKT Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalur SNMPTN dan SBMPTN 2022

Adapun sisanya sebanyak dua pertiga berebut server pada akhir tenggat waktu, alhasil banyak yang kesulitan mengakses sistem yang disebabkan server down. “Semuanya berebutan sekolah mau mengisi padahal nilainya banyak,” imbuhnya.

Padahal dari staff SNPMB telah memberikan tenggat waktu selama satu bulan terhitung sejak 9 Januari 2023 hingga 9 Februari 2023 pukul 3 sore. Menurut Sekertaris Eksekutif SNPMB harusnya sekolah telah menyelesaikan pembagian rapor semester 1 sampai semester 5 pada bulan Desember lalu.

Tetapi waktu yang ada tidak digunakan semaksimal mungkin yang mana seharusnya nilai-nilai itu telah selesai dimasukkan ke database PDSS “Kok belum jadi, masih buat nilai lagi,” ungkapnya.

Menurut Bekti, masalah ini sering terjadi. Sekolah melakukan pembuatan kartu sertifikat alternatif untuk proses seleksi masuk universitas negeri. Setiap tahunnya, terdapat sejumlah sekolah yang tidak bisa terdaftar karena alasan yang sama, ungkap Bekti. Ia menambahkan bahwa SNPMB, yang sebelumnya dikenal dengan nama SNMPTN, sekarang memiliki aturan yang lebih ketat dan terstruktur.

Baca Juga: Wajib Cek! 20 PTN dengan Kuota Lolos SNMPTN 2022 Terbanyak

Menurut aturan baru, semua nilai kredit yang diperoleh saat bersekolah di SMA dianggap setara. “Tidak ada nilai yang dianggap lebih penting dari yang lain, sehingga semuanya harus diambil dan dirata-rata,” terang Bekti. Proses selanjutnya adalah memilih program studi, dengan proporsi nilai sertifikat sebagai acuan minimum sebesar 50 persen.

Bekti menyadari bahwasanya tidak semua sekolah memiliki tim IT sendiri, alhasil guru senior yang harus beradaptasi dengan sistem baru yang digunakan pada saat ini dan pada akhirnya terjadi kesalahan data yang dapat merugikan pihak sekolah ataupun siswa, kata Bekti. ***

Halaman:

Editor: Ratna Dwi Mayasari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah