Sementara dalam simulasi yang dilakukan secara semi daring, soal disimpan melalui server. Setelah itu, siswa secara bersama-sama mengerjakannya di laboratorium komputer.
Ada pun simulasi semi daring dilakukan untuk mengantisipasi jaringan yang buruk.
“Model pelaksanaan semi daring ini untuk mengatasi jaringan yang belum bagus, seperti daerah kepulauan, pedalaman, atau pegunungan,” tutur Khofifah.
Berdasarkan keterangannya, Khofifah menyampaikan bahwa hasil simulasi akan dianalisis sehingga bisa menjadi data dan dokumen bagi siswa.
“Dengan data ini, siswa akan mengevaluasi diri, mana materi-materi yang lemah dan perlu ditingkatkan dan mana materi yang harus diperkuat,” katanya.
Selaras dengan hal tersebut, Plt. Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Wahid Wahyudi mengatakan hasil simulasi akan dianalisis agar bisa menjadi data dan dokumen siswa.
Nantinya, siswa dapat melihat statistik nilai skolastik, nilai literasi, nilai rata-rata dan juga nilai akhir mereka masing-masing.
Baca Juga: Bank Soal PAS UAS Bahasa Indonesia Kelas 9 Semester 1 dan Kunci Jawaban
Wahid Wahyudi menyampaikan bahwa simulasi tersebut diikuti oleh 18.596 siswa dari 816 SMA/SMK baik negeri dan swasta dengan rincian 10.115 siswa dari 415 SMA negeri, 1.187 siswa dari 61 SMA swasta, 6.134 siswa dari 270 SMK negeri, dan 1.160 siswa dari 70 SMK swasta.