Pertama Kali dalam Sejarah: Gunung Merapi punya 2 Kubah Aktif yang Terus Tumbuh, Sebaran Erupsi Makin Luas?

- 24 Maret 2023, 17:14 WIB
Erupsi Gunung Merapi
Erupsi Gunung Merapi /Antara/Andreas Fitri Atmoko/

MALANG TERKINI – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengatakan untuk pertama kalinya Gunung Merapi memiliki dua kubah lava aktif dalam satu kali erupsi, dan terus tumbuh.

Kedua kubah lava Gunung Merapi tersebut terbagi menjadi kubah lava barat daya dan kubah lava tengah kawah. Kedua kubah ini masih terus tumbuh seiring dengan kemunculannya pada Januari 2021.

Dikutip dari akun Instagram BPPTKG, yang diunggah pada tanggal 23 Maret 2023, para peneliti telah menerbangkan drone untuk memetakan sebaran suhu yang berada di puncak Gunung Merapi setelah kejadian erupsi di 11 Maret 2023 kemarin. Terlihat pada kubah lava barat daya aktif, dan menunjukkan suhu tinggi mencapai 230 derajat celcius.

Baca Juga: Siaga Sejak 2020: Hari ini Merapi Erupsi Berkali-kali, Awan Panas Guguran Capai Kota Magelang

Dari hasil foto udara juga menunjukkan adanya batas material guguran dengan jelas. Pada foto udara melalui drone tersebut, juga tampak kubah barat daya bagian selatan yang mengarah ke Sungai Boyong masih terlihat aktif.

Namun untuk kubah lava tengah tampak tidak jauh berbeda dengan bebatuan di sekitarnya, hanya saja ditemukan titik panas di tepi timur yang memiliki suhu 114 derajat Celcius.

Erupsi Gunung Merapi Berpotensi Meluas Akibat Ada 2 Kubah

Adanya dua kubah lava aktif ini dapat menyebabkan sebaran erupsi semakin meluas pada gunung yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tersebut.

Dilansir Malang Terkini dari Antara, Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso pada hari Jumat 23 Maret 2023 mengatakan bahwa potensi bahaya erupsi Gunung Merapi, tidak hanya akan terjadi di arah tenggara saja, namun juga mengarah ke arah barat daya.

Baca Juga: Pakar Nilai Duet Ganjar-Prabowo Optimis Jadi Pasangan Ideal Menangkan Pilpres 2024

Agus mengungkap bahwa erupsi Gunung Merapi dapat berpotensi kian meluas diakibatkan oleh adanya dua kubah lava tersebut. Pada hari Jumat 13 Maret 2023 pukul 13:48 WIB, guguran lava pijar dari Gunung Merapi terlihat jelas dari wilayah Turi, Sleman, DI Yogyakarta.

Berdasarkan hasil pengamatan pada 13 Maret 2023 antara pukul 00.00 hingga 06.00 WIB, Gunung Merapi telah memuntahkan 30 kali guguran lava pijar dengan jarak luncuran sampai dengan 1.100 meter ke arah barat.

Agus menyampaikan bahwa dengan adanya kubah lava di barat daya, maka daerah yang akan terdampak erupsi berada di wilayah yang sama, yaitu barat daya.

Erupsi Efusif Gunung Merapi bisa Terjadi dalam Periode Empat Tahunan

Tetapi, Agus pun mengatakan bahwa keberadaan dua kabah lava tersebut belum dapat dipastikan apakah dapat meningkatkan intensitas erupsi atau tidak, karena sesuai karakter Gunung Merapi.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Harga Paket Iftar Buka Puasa Ramadhan 2023 di Hotel Kota Malang, Mulai dari Rp65 Ribu

Dia mengungkap aktivitas vulkanik Gunung Merapi akan terjadi cukup sering dalam periode empat tahunan, jika sudah mengeluarkan erupsi yang bersifat efusif.

Agus menjelaskan erupsi besar Gunung Merapi pernah terjadi di tahun 2010, dan perulangannya bisa sampai 100 tahunan. Sedangkan untuk efusif seperti sekarang ini diperkirakan bisa terjadi dalam kurun waktu empat tahun.

BPPTKG Terus Lakukan Pemantauan Kubah Lava

BPPTKG terus melakukan pemantauan Gunung Merapi, baik kubah lava, morfologi puncak dan kubah, termasuk pergerakan dari tubuh gunung itu sendiri.

Pemantauan dilakukan untuk meminimalisir dampak erupsi bagi masyarakat yang bermukim di sekitar Gunung Merapi, khususnya para penduduk yang berada di sektor tenggara maupun barat daya Gunung Merapi.

Agus mengimbau agar masyarakat sekitar Gunung Merapi untuk selalu sigap bila suatu waktu kubah kawah tersebut runtuh.

Baca Juga: Berstatus Siaga, Gunung Semeru Kembali Erupsi

Menurut data sepanjang 2021 hingga 2023, karakteristik erupsi Gunung Merapi, lebih banyak bersifat erupsi efusif. Erupsi efusif ditandai dengan terjadinya erupsi-erupsi freatik, durasi erupsi yang panjang, deformasi yang cukup besar, dan terdapat dua kubah lava.

BPPTKG mengingatkan akan potensi bahaya yang besar, walaupun kejadian awan panas guguran saat ini masih sulit untuk diprediksi waktu kejadiannya.

BPPTKG pun telah menyiapkan berbagai langkah agar dapat mengurangi kerugian dan menghindari adanya korban akibat erupsi Gunung Merapi. Salah satunya dengan cara meningkatkan keakuratan dan kecepatan asesmen bahaya serta memastikan masyarakat dapat merespon peringatan dini dengan cepat dan akurat.***

Editor: Iksan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x