Network
MALANG TERKINI - Malam satu Suro menjadi momentum istimewa bagi Pemerintah Kabupaten Ponorogo untuk menggelar ritual kirab dan jamasan empat pusaka daerah.
Acara ini dilakukan dengan memindahkan pusaka-pusaka tersebut dari kompleks makam Bathara Katong menuju pusat kota sebagai persiapan menyambut malam satu Suro, yang merupakan tahun baru Islam.
Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, memimpin acara ini dengan mengenakan pakaian khas warok yang menampilkan dominasi corak warna hitam, beskap, dan ikat kepala.
Baca Juga: Kereta Api Brantas Tabrak Truk Trailer di Semarang Hari Ini
Ritual kirab ini disaksikan oleh ribuan warga yang memadati tepi jalan hingga lokasi jamasan.
Tiga pusaka menjadi fokus utama dalam acara Grebeg Suro ini, sebagai simbol pemindahan pemerintah dari kota lama di kompleks makam Bathara Katong ke kota baru di kompleks Pemkab Ponorogo.
Ketiga pusaka yang dikirab adalah tombak Kiai Tunggul Naga, angkin cinde puspita, dan tombak songsong Kiai Tunggul Wulung.
Bupati Sugiri menjelaskan bahwa setiap pusaka memiliki makna penting bagi seorang pemimpin. Misalnya, Songsong Kiai Tunggul Wulung melambangkan perlunya seorang pemimpin melindungi, merawat, dan melayani masyarakat yang dipimpinnya.
Baca Juga: 6 Tempat Wisata Alam di Ponorogo Terbaru dan Hits dengan View Keren
