Fokus! Detasemen Khusus atau Densus 88 Antiteror Polri Atasi Masalah Terorisme di Indonesia

- 22 Agustus 2023, 11:55 WIB
Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Pol. Aswin Siregar (kiri) dan Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan saat memberikan keterangan tentang isu terorisme dalam AMMTC ke-17 di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Selasa (22/8/2023). (ANTARA/Fransiska Mariana Nuka)
Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Pol. Aswin Siregar (kiri) dan Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan saat memberikan keterangan tentang isu terorisme dalam AMMTC ke-17 di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Selasa (22/8/2023). (ANTARA/Fransiska Mariana Nuka) /

MALANG TERKINI - Penanganan masalah terorisme di Indonesia saat ini telah dilakukan tindakan pencegahan dan upaya deradikalisasi oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.

"Sekarang, pergeseran fokus kami ada pada tahap pencegahan dan deradikalisasi," kata Aswin Siregar di sela-sela Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN tentang Kejahatan Lintas Batas (AMMTC) ke-17 di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa.

Isu terorisme menjadi salah satu isu prioritas yang dibahas dalam AMMTC ke-17. Aswin menjelaskan terorisme merupakan masalah ideologi yang memerlukan upaya ekstra untuk dihadapi dengan sekadar penegakan hukum.

Oleh karena itu, perlu proses deradikalisasi atau pencegahan terhadap berkembangnya radikalisme dan terorisme. Deradikalisasi adalah tindakan preventif atau penghilangan paham radikal.

Program pencegahan dan deradikalisasi telah menjadi cerita sukses yang dimiliki Polri. Polri dapat mencegah aksi terorisme pada tahap awal atau persiapan sebelum mulai bergerak dengan dua program tersebut.

"Bagaimana seseorang yang telah divonis atau dinyatakan bersalah atas kasus terorisme tidak menjadi pelaku berulang lagi. Itu sesuatu yang sedang dalam fokus penanganan kami," tambah Aswin.

Lebih lanjut, dia menjelaskan penyebaran ideologi lewat sosial media juga menjadi perhatian Densus 88 Antiteror Polri. Pihaknya melakukan pengawasan untuk pencegahan sebaran di konten sosial media, grup percakapan di media sosial, maupun laman web.

Menurut Aswin, perlu sebuah sistem yang memberikan peringatan dini ke negara-negara dalam kawasan ASEAN untuk setiap indikasi atau tanda akan serangan atau aksi terorisme.

"Semua kelompok teroris itu berbahaya dan situasinya dinamis, sehingga menuntut kemampuan tinggi untuk mendeteksi pada tahap persiapan supaya tidak ada aksi yang terjadi lagi," ujarnya.

Halaman:

Editor: Ianatul Ainiyah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x