Network
MALANG TERKINI - Badan Geologi yang merupakan bagian dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, mengumumkan bahwa gempa bumi berkekuatan 7,1 magnitudo yang baru-baru ini mengguncang perairan Kalimantan Selatan terkait dengan aktivitas zona penunjaman.
Menurut Pelaksana Harian Kepala Badan Geologi, Hermansyah, aktivitas zona penunjaman ini terjadi akibat tumbukan antara Lempeng Benua Eurasia dan Lempeng Samudera Indo-Australia. Mekanisme tumbukan ini merupakan sesar normal dengan arah relatif barat barat laut dan timur tenggara.
Hermansyah menjelaskan, meskipun pusat gempa berada di laut, gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Hal ini disebabkan karena tidak ada deformasi dasar laut yang dapat memicu terjadinya tsunami.
"Wilayah yang berdekatan dengan pusat gempa adalah Pulau Laut, Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan," tambahnya.
Gempa ini memiliki magnitudo besar dan tergolong dalam kategori gempa bumi dalam. Guncangan gempa dirasakan dengan luas, terutama di wilayah pantai Kalimantan Selatan, Pulau Madura, utara Jawa Bali, dan Nusa Tenggara.
Wilayah-wilayah tersebut umumnya memiliki morfologi dataran pantai, dataran hingga dataran bergelombang, dan perbukitan.
Mereka juga terdiri dari batuan berumur Tersier (termasuk batuan sedimen, batu gamping, dan batuan hasil rombakan gunung api) serta endapan Kuarter (termasuk endapan aluvial pantai, aluvial sungai, dan batuan hasil rombakan gunung api muda).
Sebagian batuan berumur Tersier tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan Kuarter dan batuan yang telah mengalami pelapukan ini cenderung lebih lemah dan tidak kompak, sehingga dapat memperkuat efek guncangan. Oleh karena itu, daerah ini menjadi rawan terhadap gempa bumi.
Hermansyah mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan mengikuti arahan dari petugas BPBD setempat. Dia juga mengingatkan untuk tidak terpengaruh oleh isu yang tidak bertanggung jawab tentang gempa bumi dan tsunami.
