Profil DI Pandjaitan dan Biografi, Pahlawan Revolusi Lengkap Umur, Asal, hingga Perjalan Karir

23 September 2022, 21:04 WIB
DI Pandjaitan Pahlawan Revolusi, berikut profil dan biografi lengkap dengan umur, agama, asal, perjalanan karir, hingga akhir hayatnya. /Tangkapan layar /youtube Calon Magister

MALANG TERKINI – DI Pandjaitan adalah seorang berpangkat awal Brigadir Jenderal termasuk pahlawan revolusi Republik Indonesia, ia terbunuh dalam peristiwa G30S.

Dalam artikel ini akan diulas tentang profil dan biografi DI Pandjaitan secara lengkap mulai dari agama, umur, asal, perjalanan karir hingga akhir hayatnya.

Profil dan biografi diulas secara lengkap dan untuk yang ingin mengetahui sosok pahlawan revolusi ini lebih dalam.

Baca Juga: Profil dan Biografi S Parman, Pahlawan Revolusi Lengkap Umur, Asal, hingga Perjalan Karir

Donald Isaac Pandjaitan atau DI Pandjaitan lahir di Tapanuli pada 19 Juni 1925, meninggal 1 Oktober 1965 di Lubang Buaya.

Seperti dikutip dari Mengerti.id dengan judul “DI Pandjaitan: Profil dan Biografi Lengkap dengan Agama, Umur, Pendidikan hingga karir” tentang kehidupan DI Pandjaitan.

Pria yang meninggal di usia 40 tahun ini mengawali pendidikan formalnya mulai dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas.

Dalam kehidupan pribadinya, DI Pandjaitan menikahi Marieke Pandjaitan br. Tambunan pada tahun 1946.

Dari pernikahan mereka dikaruniai 6 orang anak yakni Catherine Pandjaitan, Masa Arestina, Ir (Ing) Salomo Pandjaitan, Letjen TNI (Purn.) Hotmangaraja Panjaitan, Tuthy Kamarati Pandjaitan, dan Riri Budiasri Pandjaitan

Dari keturunan DI Pandjaitan ini ternyata anak cucunya juga mengikuti jejak sang ayah dan kakeknya membela tanah air tercinta melalui jalur militer.

Baca Juga: Profil MT Haryono, Pahlawan Revolusi Lengkap Umur, Asal, Perjalan Karir hingga Akhir Hidupnya 

Anak DI Pandjaitan, Letjen TNI (Purn.) Hotmangaraja Panjaitan sekarang ini adalah seorang pensiunan TNI dari pasukan Baret Merah.

Seakan meneruskan perjuangan DI Pandjaitan, salah satu cucunya bernama Mayor Inf Jeremiah Sesa Mangaradja Panjaitan meneruskan jejak kakeknya.

Ia kini menjabat sebagai Danden 1/11 Grup-1/Para Komando/Kopassus.

Baca Juga: Profil KS Tubun, Pahlawan Revolusi Lengkap Umur, Asal, Perjalan Karir hingga Akhir Hidupnya 

Karir

DI Pandjaitan mengawali sekolahnya mulai dari sekolah dasar hingga Sekolah menengah Atas.

Setelah menyelesaikan di Sekolah Menengah Atas, Jepang masuk ke negara Indonesia.

Saat DI Pandjaitan masuk ke dalam anggota militer, ia harus ikut dalam latihan Gyugun, selanjutnya ia ditugaskan ke Pekanbaru, Riau.

Baca Juga: Profil R. Suprapto, Pahlawan Revolusi Lengkap Umur, Asal, Masa Muda hingga Akhir Hidupnya 

DI Pandjaitan bertugas di Riau sampai dengan Indonesia merdeka, saat itu ia bersama-sama dengan pemuda lain membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

TKR ini adalah cikal bakal dari TNI, DI Pandjaitan ditugaskan menjadi komandan batalyon, lalu tahun 1948 menjadi Komandan Pendidikan Divisi IX/Banteng di Bukittinggi.

Karirnya terus meningkat, ia menjadi Kepala Staf Umum IV (Supplay) Komandemen Tentara Sumatera.

Baca Juga: 7 Pahlawan Revolusi Korban Peristiwa G30S PKI yang Wajib Kamu Ketahui 

Saat Agresi Militer Belanda ke-2, DI Pandjaitan diangkat menjadi Pimpinan Perbekalan Perjuangan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI).

Setelah Agresi Militer Belanda kedua, Indoensia mendapatkan pengakuan dan kedaulatannya, kemudian DI Pandjaitan diangkat menjadi Kepala Staf Operasi Tentara dan Teritorium (T&T) I Bukit Barisan di Medan.

DI Pandjaitan selanjutnya dipindahkan ke Palembang menjadi Kepala Staf T & T II/Sriwijaya.

Baca Juga: Mengharukan dan Tragis! Biodata Pahlawan Pierre Tendean G30S PKI, Lengkap dengan Kisah Cinta Bersama Rukmini 

Perjalanan pendidikan dan karir DI Pandjaitan terbilang panjang, ia menempuh pendidikan di luar negeri beberapa kali.

Tercatat DI Pandjaitan pernah sebagai Atase Militer RI di Bonn, Jerman Barat, kemudian pendidikan di Associated Command and General Staff College, Amerika Serikat.

Pria 6 orang anak ini selanjutnya menjadi Asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad).

Jabatan inilah menjadi jabatan terakhir yang dilaksanakan DI Pandjaitan hingga peristiwa G30S itu terjadi.

Saat mengemban sebagai Asisten IV Men/Pangad, DI Pandjaitan berhasil membongkar rahasia pengiriman senjata dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk PKI.

Baca Juga: Kunci Jawaban PKN Kelas 8 Halaman 79 Aktivitas 4.1, Perjuangan Pahlawan Nasional Sebelum Tahun 1908

Dari penemuan ini kemudian PKI menganggap bahwa DI Pandjaitan termasuk dalam daftar yang berbahaya dan wajib untuk dilenyapkan.

Gugur dalam G30S

Berbagai tindakan DI Pandjaitan untuk membongkar rahasia PKI menyebabkan pihak PKI merasa marah.

Pada 1 Oktober 1965 dini hari, sekelompok orang mengatasnamakan pasukan Cakrabirawa datang mengepung kediamannya.

Saat DI Pandjaitan berusaha untuk melarikan diri, namun naas ia berhasil ditembak oleh salah satu anggota PKI dan meninggal.

Malam dini hari itu DI Pandjaitan ditembak mati dan jasadnya dibuang di sebuah sumur tua, jenazah DI Pandjaitan dan 6 korban lainnya diketemukan pada 4 Oktober 1965.

Baca Juga: Profil 7 Pahlawan di Pecahan Uang Kertas Baru yang Diluncurkan Bank Indonesia 

DI Pandjaitan dimakamkam dengan pemakaman kenegaraannya di Taman Makam Pahlawan Kalibata serta mendapatkan gelar Pahlawan Revolusi.

Berikut ini biodata DI Pandjaitan yang berhasil dihimpun Malang Terkini dari berbagai sumber.

Nama lengkap: Mayor Jenderal TNI (Anumerta) Donald Isaac Panjaitan
Nama sebutan: DI Pandjaitan
Tempat, tanggal lahir: Tapanuli, 9 Juni 1925
Asal: Balige, Bataklanden, Keresidenan Tapanuli, Hindia Belanda
Meninggal: Lubang buaya, 1 Oktober 1965
Umur: 40 tahun
Agama: Kristen
Nama istri: Marieke br. Tambunan
Nama anak: Catherine Pandjaitan, Masa Arestina, Ir (Ing) Salomo Pandjaitan, Letjen TNI (Purn.) Hotmangaraja Panjaitan, Tuthy Kamarati Pandjaitan, dan Riri Budiasri Pandjaitan
Pekerjaan: TNI-AD
Penghargaan sipil: Pahlawan Revolusi - KPLB Anumerta

Itulah profil dan biografi dari DI Pandjaitan lengkap dengan agama, umur, asal, perjalan karir hingga akhir hayatnya.***

Editor: Ratna Dwi Mayasari

Sumber: Mengerti.id

Tags

Terkini

Terpopuler