Mengungkap Sejarah dan Makna 10 November dalam Peringatan Hari Pahlawan

6 November 2022, 22:37 WIB
Ilustrasi: Bung Tomo sebagai pemimpin warga Surabaya dalam pertempuran yang terjadi dengan tantara Belanda pada 10 November 1945. /

MALANG TERKINI – Hari pahlawan yang senantiasa diperingati setiap tanggal 10 November 1945 memberikan makna tersendiri kepada masyarakat Indonesia.

Perjuangan dan pengorbanan para pemuda Surabaya yang dikenal saat ini sebagai pahlawan Indonesia dalam melawan para penjajah akhirnya terbayarkan dengan lahirnya momen bersejarah 10 November.

Peringatan hari pahlawan yang jatuh pada 10 November 1945 saat itu bukanlah tanpa sebuah alasan.

Baca Juga: Memperingati Hari Pahlawan 2022, Kemdikbud Terbitkan Ajang Kreasi dan Apresiasi untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Terdapat peristiwa penting yang menewaskan ribuan pemuda Indonesia akibat pertempurannya dengan negara penjajah.

Kejadian itu bermula dari kedatangan tentara Inggris (AFNEI) yang diboncengi oleh negara Belanda (NICA) ke Indonesia.

Tujuannya adalah untuk melucuti tantara Jepang dan mengembalikan Indonesia kepada administrasi pemerintahan Belanda sebagai negeri jajahan Hindia-Belanda.

Hingga akhirnya terjadi perlawanan awal dari pemuda Indonesia kepada AFNEI dan NICA yang tidak terima dengan tujuan kedatangannya.

Baca Juga: Tugu Pahlawan Surabaya: Monumen Sejarah 10 November 1945

Saat itu terjadi gerakan pengibaran bendera Merah Putih di seluruh wilayah Indonesia khususnya di tempat-tempat strategis.

Dan puncak gerakan mengakibatkan terjadinya insiden perobekan bendera Merah Putih oleh Belanda pada 19 September 1945 di hotel Yamato (saat ini Bernama hotel Majapahit).

Insiden tersebut terjadi pada pukul 21.00 WIB dimana sekelompok Belanda di bawah pimpinan Mr. W. V. Ch Ploegman melakukan pengibaran bendera Belanda (merah-putih-biru) tanpa persetujuan Pemerintah Indonesia.

Baca Juga: 80 Link Twibbon Hari Pahlawan 2022: Rayakan dan Pasang di Media Sosial

Mengetahui hal tersebut, Residen Sudirman yang dikawal oleh Sidik dan Haryono mendatangi Ploegman dan memintanya untuk menurunkan bendera tersebut.

Namun permintaan tersebut ditolak hingga membuat bangsa Indonesia geram karena tindakan tersebut dianggap telah menghina kedaulatan Indonesia dan melecehkan pergerakan pengibaran bendera Merah Putih.

Insiden ini mulai tersebar di seluruh penjuru kota Surabaya yang akhirnya membuat massa berbondong-bondong menuju Hotel Yamato.

Baca Juga: Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional pada 5 Tokoh Peringatan Hari Pahlawan 2022, Mahfud Md: Siapkan Diri

Di waktu bersamaan terjadilah pertempuran yang menewaskan Ploegman oleh Sidik diikuti peristiwa perobekan bendera Belanda warna biru oleh Haryono.

Selang beberapa waktu kemudian, peperangan memuncak akibat adanya kesalahpahaman hingga menewaskan Brigadir Jenderal Mallaby (pimpinan tantara Inggris untuk Jawa Timur) pada 30 Oktober 1945 sekitar pukul 20.30.

Sekelompok Inggris mulai tersulut amarah hingga mengeluarkan ultimatum kepada warga Surabaya pada 9 Oktober 1945 agar menyerahkan semua senjatanya kepada mereka.

Namun tidak sedikitpun ultimatum tersebut membuat warga Surabaya takut dan menyerah.

Baca Juga: 17 Pesan Perjuangan Pahlawan Nasional dalam Pedoman Hari Pahlawan 2022: Ada Semboyan Ki Hadjar Dewantara

Dan karena hal itu, tentara Inggris merasa terhina hingga akhirnya memutuskan untuk melancarkan serangan kepada warga Surabaya pada 10 November 1945.

Pertempuran sengit terjadi dan mengakibatkan sekitar 6.000 – 16.000 pejuang Indonesia yang dipimpin oleh Bung Tomo gugur membawa nama bangsa Indonesia.

Dengan banyaknya jumlah warga Surabaya yang tewas demi mempertahankan Indonesia inilah yang akhirnya membuat pemerintah Indonesia menjadikan 10 November sebagai Hari Pahlawan.

Semoga segala kegigihan dan pengorbanan para pahlawan dalam memperjuangkan bangsa Indonesia menjadi semangat para pemuda Indonesia saat ini untuk belajar meneladani dan menghargai jasa mereka.***

Editor: Ratna Dwi Mayasari

Tags

Terkini

Terpopuler