Sejarah Angklung, Alat Musik Tradisional yang Mendunia hingga Dicatat UNESCO

- 17 November 2022, 16:47 WIB
Mengenal Angklung dari sejarah, jenis dan cara memainkan.
Mengenal Angklung dari sejarah, jenis dan cara memainkan. /Pixabay/triyugowicaksono.

MALANG TERKINI - Angklung merupakan alat musik tradisional Indonesia yang kini telah mendunia dan tercatat sebagai warisan budaya oleh UNESCO.

Tentunya alat musik tradisional ini memiliki sejarah yang panjang sehingga terkenal seperti sekarang. Menarik untuk mengulik perjalanan Angklung dari masa lampau.

Dari sudut etimologis, Angklung mempunyai asal kata 'angka' dan 'lung'. 'Angka' memiliki arti suara atau nada, sedangkan 'lung' memiliki arti terpisah atau pecah.

Baca Juga: Jenis dan Teknik dari Alat Musik Tradisional Angklung, Warisan Budaya Indonesia yang Sudah Terdaftar di UNESCO

Dilihat dari sisi bahasa Sunda, nama Angklung berasal dari gerakan para pemain Angklung itu sendiri yang bergoyang-goyang menghasilkan suara, yaitu 'angkleung-angkleungan'.

Menurut beberapa pelaku sejarah, Angklung telah ada di Indonesia jauh sebelum era Hindu, khususnya di daerah tanah pasundan Jawa Barat.

Bahkan sebuah fakta menarik terdapat dalam buku Music in Java, karya Jaap Kunst, Angklung juga bisa ditemui di Sumatra Selatan dan Kalimantan.

Persebaran Angklung juga terjadi di sejumlah wilayah seperti Lampung, Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Baca Juga: Sejarah Alat Musik Tradisional Angklung Sebagai Warisan Budaya Indonesia

Di sekira abad ke-12 sampai dengan ke-16, oleh kerajaan Sunda, Angklung digunakan untuk memuja Dewi Padi (dewi kesuburan) atau sering disebut dengan Dewi Sri.

Namun masyarakat Sunda lebih menggambarkan sosok Dewi Sri dengan Nyai Sri Pohaci yang dipercaya dapat membantu para petani padi pada saat menanam dan memanen padi.

Fungsi Angklung selain sebagai pengiring pemujaan, dipakai oleh para prajurit kerajaan Sunda pada saat terjadi peperangan untuk memacu semangat para prajurit.

Baca Juga: Angklung: Mengenal Sejarah, Jenis dan Cara Memainkan Alat Musik Bambu Ini

Lalu, siapakah tokoh dibalik berkembangnya Angklung hingga dikenal berbagai kalangan dan mendunia ini? Berikut ulasan lengkapnya.

Adalah Daeng Soetigna, tokoh dari Jawa Barat yang membawa Angklung menjadi sangat berkembang dengan inovasi-inovasi jenis dan tipe Angklung.

Soetigna juga telah dinobatkan sebagai Bapak Angklung Diatonis Kromatis, karena dia yang menemukan nada-nada Angklung modern.

Sekira tahun 1938, Daeng Soetigna, berhasil menciptakan Angklung dengan tangga nada diatonis berbeda dengan Angklung pada umumnya.

Baca Juga: Selamat Hari Angklung Sedunia 2022! Kata-kata dan Twibbon Apa yang Cocok Diunggah pada 16 November?

Dulu, Angklung hanya memiliki tangga nada tradisional pelog atau salendro, sehingga sulit dimainkan bersama dengan alat musik modern yang bertangga nada diatonis.

Daeng memiliki ide dan berinovasi membuat Angklung dengan tangga nada diatonis sehingga leluasa bisa dimainkan harmonis bersama alat-alat musik Barat dan bisa disajikan dalam bentuk orkestra.

Kepopuleran Angklung semakin meluas, hingga akhirnya PBB, melalui UNESCO, mengakuinya sebagai warisan dunia yang harus dilestarikan sejak November 2010.

Tidak hanya Daeng Soetigna, salah satu muridnya yang bernama Udjo Ngalagena (Mang Udjo), mendirikan “Saung Angklung Udjo” di daerah Bandung.

Baca Juga: Puisi Selamat Hari Angklung Sedunia, Inilah Makna Sejarah Dibalik Alat Musik Tradisional Asli Jawa Barat

Mang Udjo meneruskan semangat gurunya untuk terus mengembangkan Angklung dengan memanfaatkan 'Saung Angklung Udjo' sebagai pusat kreativitas yang berkenaan dengan Angklung.

Semenjak itulah Angklung semakin terkenal hingga akhirnya, pengakuan UNESCO atas alat musik tradisional ini diberikan pada November 2010 lalu.

Itulah sejarah dari Angklung, alat musik tradisional yang mendunia hingga dicatat sebagai warisan dunia oleh PBB melalui UNESCO.***

Editor: Ratna Dwi Mayasari

Sumber: Petabudaya Belajar Kemdikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah