Peringati Hari Aksara Internasional, Wakil Ketum DPRD Surabaya: Berantas Buta Huruf dan Tingkatkan Literasi

- 8 September 2023, 12:49 WIB
Wakil Ketua DPRD Surabaya AH Thony bersama dengan pegiat sejarah dan budaya dari komunitas Begandring Nanang Purwono, Konsulat Jepang Ishii Yutaka, serta perwakilan dari Balai Bahasa Jawa Timur, dan Jerman berdiskusi membahas strategi aksara Jawa, di Historica, Kota Surabaya. (ANTARA/Abdul Hakim)
Wakil Ketua DPRD Surabaya AH Thony bersama dengan pegiat sejarah dan budaya dari komunitas Begandring Nanang Purwono, Konsulat Jepang Ishii Yutaka, serta perwakilan dari Balai Bahasa Jawa Timur, dan Jerman berdiskusi membahas strategi aksara Jawa, di Historica, Kota Surabaya. (ANTARA/Abdul Hakim) /

MALANG TERKINI - Tanggal 8 September selalu diperingati sebagai Hari Aksara Internasional. Peringatan ini pun juga dilakukan di Indonesia.

Salah satunya di Surabaya. Dalam peringatan Hari Aksara Internasional ini penggiat pendidian, sejarah, budayawan mengadakan peringatan bersama dengan pimpinan DPRD Kota Surabaya.

Dalam peringatan ini para penggiat tentu menekankan hal-hal yang berhubungan dengan literasi dan juga buta huruf yang masih ada di Indonesia.

Pimpinan DPRD Kota Surabaya menyatakan Hari Aksara Internasional yang diperingati setiap tanggal 8 September merupakan momentum untuk memberantas buta huruf dan meningkatkan kualitas literasi masyarakat di Kota Pahlawan, Jawa Timur.

"Terlebih ketika bicara aksara Jawa atau Nusantara saat ini terasa lebih asing dibandingkan dengan bahasa asing," kata Wakil Ketua DPRD Surabaya AH. Thony dalam keterangannya di Surabaya, Jumat.

Menurut dia, perlu strategi penguatan aksara Jawa atau lebih dikenal Hanacaraka untuk bisa bangun dan tetap lestari khususnya di Kota Pahlawan.

Untuk itu, AH Thony bersama dengan pegiat sejarah dan budaya dari komunitas Begandring Nanang Purwono, Konsulat Jepang Ishii Yutaka, serta perwakilan dari Balai Bahasa Jawa Timur, dan Jerman berdiskusi membahas strategi aksara Jawa, di Historica, Surabaya belum lama ini.

Bahkan sebagai rujukan Jepang yang secara turun menurun sampai era modern bisa melestarikan bahasa dan aksaranya mulai kanji, hiragana dan katakana.

"Jadi kami lakukan diskusi dan sekaligus studi komparasi mengapa aksara kanji, hiragana serta katakana bisa lestari sampai saat ini di Jepang?. Sehingga kami mencoba ingin mengadopsi kemajuan kebudayaan aksara di sana (Jepang, Red) melalui proses edukasi ke masyarakat," katanya.

Halaman:

Editor: Ianatul Ainiyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x