Mengenal Love Bombing yang Ditulis Agensi Arawinda Kirana, Apa Arti dan Gejala?

- 30 November 2022, 10:43 WIB
Kenali Ciri-ciri dan Pengertian Love Bombing
Kenali Ciri-ciri dan Pengertian Love Bombing /Pixabay/AKUNAM

MALANG TERKINI – Love Bombing adalah suatu tindakan seseorang untuk mempengaruhi orang lain dengan menunjukkan kasih sayang dan perhatian.

Upaya love bombing bisa dilakukan dengan berbagai cara, baik untuk tujuan positif maupun negatif. Namun, love bombing bisa diidentifikasi sebagai kemungkinan bagian dari tindakan pelecahan dan peringatan bahaya bagi korbannya.

Singkatnya, love bombing dapat berujung pada tindakan gaslighting dan perilaku manipulatif seseorang.

Baca Juga: Apa Itu Love Bombing? Istilah yang Dipakai Management Arawinda Kirana untuk Klarifikasi Isu Pelakor

Psikolog telah menjadikan taktik ini dijadikan oleh seorang yang memiliki gangguan psikolog narsistik atau sosiopat untuk mengendalikan korbannya.

Mengapa love bombing mungkin menjadi berbahaya?

Love bombing sering terjadi di awal suatu hubungan. Mereka mengenal satu sama lain di awal hubungan.

Korban mungkin menganggap orang ini menawan dan sangat perhatian. Pelaku akan memuji korban secara berlebihan, memberi tahu bahwa dia memuji, dan seringnya terlihat terlalu cepat terikat secara emosional.

Love bombing juga dapat terjadi pada pasangan setelah mereka bertengkar hebat atau putus. Tidak ada yang salah dengan memberi seseorang kesempatan kedua, tetapi jika seseorang meremehkan, kemudian memohon maaf, berjanji tidak akan pernah terjadi lagi dan menawarkan isyarat yang berlebihan, seperti mengirimi Anda lima lusin mawar untuk menunjukkan betapa menyesalnya mereka, berhati-hatilah.

Baca Juga: Profil Arawinda Kirana yang Menyangkal sebagai Pelakor, Ini Biodata Lengkapnya termasuk Umur, dan pendidikan

Dalam hal ini umumnya terjadi dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga. Pelaku akan melakukan pelecehan, menegaskan kembali betapa mereka mencintai Anda dan menggunakan taktik dramatis untuk mendapatkan kebaikan dari korban agar korban tetap dalam hubungan bersama pelaku.

Bahayanya adalah pelaku membutuhkan kontrol dan siklus yang sama berulang. Mereka tidak mengubah perilaku kasar mereka dan Anda mungkin berada dalam bahaya.

Tahapan pelaku love bombing kepada korbannya

Dikutip dari laman very well mind yang dipublikasikan pada April 2022, terdapat dua tahapan pelaku memberikan love bombing kepada korbannya, antara lain:

Baca Juga: Klarifikasi Management Arawinda Kirana Soal Isu Pelakor: Talent Kami Korban Manipulasi

1. Idealisasi

Pelaku akan membanjiri korbannya dengan perhatian-perhatian yang menyenangkan. Hal ini memberikan efek dopamin, zat kimia yang membuat otak korban merasa nyaman.

“Rasanya menyenangkan ketika calon kekasih baru mulai menggoda Anda atau membombardir Anda dengan SMS, telepon, dan bunga,” ungkap Dr. Amy E. Keller, PsyD, MFT.

“Tapi tanda umum dari pelaku adalah mereka tidak melakukan apa pun di tengah jalan. Selama fase pertama, ada idealisasi. Mereka tampaknya menempatkan korban di atas tumpuan. Ini mungkin tampak menyanjung, tetapi mereka mengidealkan korban terlalu cepat. Bahkan, segala sesuatu tampaknya terjadi terlalu cepat,” tambahnya.

Baca Juga: Profil dan Biodata Arawinda Kirana, Aktris yang Managementnya Keluarkan Klarifikasi Terkait Isu Pelakor

2. Devaluasi

Salah satu tanda-tanda terkena love bombing terjadi pada fase kedua, adalah tahap devaluasi. Pasangan Anda seringnya berganti sikap.

Ia bersikap baik di satu menit dan kejam di menit berikutnya. Mereka cukup pintar untuk mencintai di depan umum sehingga orang lain menganggap mereka hebat. Tapi saat di belakang, mereka menjadi kasar.

Orang-orang ini luar biasa mahir menemukan mereka yang rentan. Misalnya, mereka akan memangsa mereka yang baru saja bercerai, baru saja putus dengan seseorang, atau memiliki harga diri yang rendah.

Baca Juga: 5 Bahasa Cinta: Belajar Memahami Love Language, Coba Cek Diri Kamu!

Dalam studi pertama secara empiris menganalisis perilaku love bombing, peneliti menemukan korelasi antara love bombing dan narsisme, gaya keterikatan yang tidak aman, dan harga diri rendah menggunakan kelompok sampel 484 mahasiswa.

Para ilmuwan mencatat generasi milenial telah menunjukkan peningkatan besar dalam narsisme dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Mereka mengirim komunikasi berlebihan di awal hubungan romantis untuk mendapatkan kekuasaan dan kendali atas minat cinta mereka

Orang dengan gangguan kepribadian narsistik terlalu melibatkan diri dan mengabaikan perasaan dan kebutuhan orang lain.

Baca Juga: Ciri-ciri Toxic Love Relationship Menurut Psikolog, Salah Satunya Sering Cemburu Buta

Narsistik juga tidak mampu berempati, tetapi mereka bisa memalsukan simpati terutama jika itu adalah sesuatu yang mereka inginkan.

Peneliti juga mengungkapkan bahwa pelaku seringkali melakukannya secara tidak sadar, meskipun mereka mungkin menyadari bagaimana perilaku ini memengaruhi orang lain.

Pelaku love bombing dan narsistik mendapatkan perhatian orang lain dan meningkatkan harga diri mereka sendiri.

Baca Juga: Apa itu Physical Touch? Kenali Ciri-Ciri Bahasa Cinta atau Love Language

Begitu mereka merasa aman dalam hubungan tersebut, biasanya seorang narsisis akan melepaskan topengnya dan menjadi sangat sulit, kasar, dan manipulatif. Hal ini semacam umpan dan peralihan.

Siapa pun dapat tertipu oleh trik ini, tetapi beberapa orang sangat rentan terhadap serangan love bombing.

Pelaku love bombing cenderung memangsa mereka yang memiliki harga diri rendah, yang suka menyenangkan orang lain, dan mereka yang dibesarkan dalam rumah tangga narsistik atau memiliki pengalaman masa lalu yang menyakitkan.***

Editor: Ratna Dwi Mayasari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah