Hukum Tarik Menarik atau Law of Attraction, Pengertian dan Sejarahnya

24 Februari 2023, 18:50 WIB
Pikiran positif akan menarik hal-hal positif dalam hidup, itulah hukum tarik menarik. / PIXABAY/Yasay

MALANG TERKINI – Seorang pendiri The Quantum Succes Coaching Academy, Christy Whitman berkata, “Berkat persamaan Albert Einstein, E = mc2, kami sekarang memahami bahwa materi dan energi tidak dapat dipisahkan.

Dan energi merupakan dasar dari segala sesuatu di alam semesta.” Ia mencoba menjelaskan secara ilmiah bagaimana prinsip kerja pada hukum tarik menarik atau Law of Attraction sebagaimana yang dikutip dari forbes.com.

Penjelasan mengenai hukum ini seperti pengaruh getaran pada garpu tala yang dipukul, maka garpu tala lain dengan jenis yang sama alias memiliki getaran atau frekuensi yang sama akan ikut bergetar atau dengan kata lain saling beresonansi satu dengan yang lainnya.

Baca Juga: Soal Kasus David Dianiaya Anak Pejabat Ditjen Pajak, Mahfud MD: Harus Diproses Hukum

Hal-hal di atas merupakan dasar dari hukum tarik menarik yang mana secara umum menyatakan bahwa energi yang dipancarkan ke alam sekitar atau alam semesta akan menarik atau bergabung dengan energi-energi yang frekuensinya sama atau harmonis.

Lebih lanjut lagi, Whitman menjelaskan bahwa pikiran positif akan membawa hasil yang juga positif dan begitu pula sebaliknya, pikiran negatif akan membawa seseorang kepada hasil yang buruk sebagai buah dari perwujudan prasangka yang dihasilkan oleh pikiran masing-masing individu.

Dalam sejarahnya, hukum tarik menarik ini bukanlah suatu hal yang baru. Hukum ini sudah ada sejak abad pertama di banyak aliran filsafat dan agama. “Jadi ini bukan pemikiran baru atau ‘zaman baru’,” ujar seorang psikolog, James Michael Nolan, Ph.D., dikutip dari forbes.com.

Dalam praktik penggunaanya, beberapa orang mungkin akan keliru dalam memahami hasil positif dalam hukum tarik menarik dengan angan-angan. Keduanya hampir sama kecuali hasil akhir dari apa yang harapkan, hasil positif dalam hukum tarik-menarik ini hanya tertuju pada semua hal yang benar-benar mungkin terjadi baik secara akal sehat maupun logika.

Baca Juga: Ketahui Manfaat Kentang bagi Tubuh, Salah Satunya Menyehatkan Otak

Sebagai contoh, seseorang yang berharap bisa memiliki mobil atau motor yang mewah dan ia yakin bisa mewujudkannya maka secara tidak langsung pikirannya akan mengarahkan ia pada hal-hal yang bisa membawanya untuk mewujudkan impian tersebut. Berbeda dengan angan-angan, bagaimanapun kerasnya seseorang berharap memiliki kastil emas dengan kuda terbang di Bulan, harapan itu tidak akan pernah ia capai karena merupakan sesuatu yang ada di luar logika.

Perbedaan menonjol lainnya antara angan-angan dengan hasil positif dalam hukum ini dan sangat penting untuk diperhatikan adalah diperlukannya sebuah tindakan alias berusaha untuk menggapai apa yang diharapkan. Inilah alasan mengapa angan-angan di luar logika seperti yang disebutkan di atas tidak akan pernah terwujud. Karena tidak akan ada yang berubah sama sekali jika apa yang diharapkan hanya diusahakan dengan cara melamun.***

Editor: Ratna Dwi Mayasari

Tags

Terkini

Terpopuler