Network
MALANG TERKINI - Pohon Natal sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Hari Natal di seluruh dunia.
Di mana pun tempat dan negaranya, pohon Natal selalu ada sebagai dekorasi untuk menghias suasana sukacita perayaan Natal.
Rupanya, tradisi pohon Natal memiliki sejarah yang panjang. Bahkan tradisi tersebut sudah ada jauh sebelum agama Kristen ada.
Melansir laman web History, orang-orang pada zaman dahulu sudah memiliki tradisi untuk menghias lingkungan rumah dengan tumbuhan evergreen (selalu hijau) seperti pinus atau cemara.
Baca Juga: 8 Ide Hadiah Natal untuk Cowok atau Pasangan Laki-laki yang Berkesan
Hal itu dilakukan pada titik balik Matahari di musim dingin (winter solstice), yakni hari dengan waktu siang terpendek dan waktu malam terpanjang dalam satu tahun. Biasanya hari tersebut jatuh pada tanggal 21 atau 22 Desember.
Orang-orang zaman dahulu banyak yang meyakini bahwa Matahari adalah sosok dewa. Saat musim dingin tiba, mereka meyakini bahwa dewa Matahari sedang sakit sehingga tidak bisa menghangatkan Bumi.
Namun, setelah puncak musim dingin terlewati, dewa Matahari dianggap mulai sembuh dan bisa menghangatkan Bumi kembali. Karena itulah, orang-orang merayakannya dengan cara menghias rumah dan lingkungannya memakai tanaman evergreen.
Tanaman-tanaman evergreen tersebut memiliki makna simbolis sebagai pengingat bahwa musim dingin akan berlalu dan bumi akan bersemi kembali. Tanaman-tanaman tersebut terkadang juga dimaknai sebagai simbol kehidupan.
