Siklus Air: Proses Daur Ulang dan Pemurnian

- 21 Januari 2022, 15:27 WIB
Ilustrasi: siklus air (siklus hidrologi) sangat penting untuk menjaga kelestarian air di bumi
Ilustrasi: siklus air (siklus hidrologi) sangat penting untuk menjaga kelestarian air di bumi /PIXABAY/Pezibear

 

MALANG TERKINI – Lapisan permukaan bumi sebagian besar diisi oleh air, yakni sebanyak 70%. Air berperan penting dalam kehidupan makhluk di bumi.

Air memegang peranan untuk kehidupan manusia, menurunkan panas di bumi, mengalirkan zat-zat yang berbahaya serta sebagai perantara atas pekerjaan manusia.

Perlu dilakukan proses daur ulang, pemurnian, serta sirkulasi air secara berulang-ulang. Ini berguna untuk mempertahankan air agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

Baca Juga: Tak Disangka, Ternyata Minum Air Hangat Punya Banyak Manfaat Bagi Tubuh

Alam telah melakukan proses alami yang disebut siklus air. Siklus air adalah peristiwa di mana air bergerak melalui tiga fase (gas, cair, dan padat) di atas empat lapisan (atmosfer, litosfer, hidrosfer, dan biosfer) dan mengalami proses sirkulasi secara sempurna.

Rangkaian siklus air membentuk lingkaran tak berujung dan terjadi secara terus-menerus. Siklus air diawali di laut. Ini karena laut menyimpan 96% dari keseluruhan air di bumi.

Siklus air juga dikenal dengan sebutan siklus hidrologi. Terjadinya siklus air berdampak pada pengaturan suhu lingkungan, mengubah cuaca, dan menciptakan hujan.

Baca Juga: 5 Jenis Makanan ini Bikin Ikan Cupang Cepat Besar, Ada Kutu Air dan Jentik Nyamuk

Hujan dan perubahan cuaca membantu konversi batu menjadi tanah dan mengalirkan mineral penting berbentuk bola.

Adanya hujan dan perubahan cuaca dapat mengubah bentuk geografis bumi seperti gunung es, sungai, lembah, danau, dll.

Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui dan memahami proses siklus air. Siklus air terdiri dari tujuh proses yaitu evaporasi, kondensasi, sublimasi, presipitasi, transpirasi, runoff, dan infiltrasi.

Baca Juga: Viral di TikTok Lagu Ummi Inna Kubawwakan Ayyam, Ternyata Metode Pengajaran Tajwid

Berikut adalah urutan tahapan siklus air.

1. Evaporasi atau Penguapan

Siklus air dimulai dengan proses penguapan. Permukaan air seperti di laut, danau, dan sungai menjadi sumber utama tempat penguapan.

Sinar matahari memiliki peranan penting dalam proses penguapan. Air di permukaan menyerap energi panas matahari dan berubah menjadi uap air.

Melalui penguapan, uap air kemudian bergerak dari hidrosfer menuju atmosfer.

Baca Juga: Kronologi Versi Sopir, Kecelakaan Maut Truk Tronton Tabrak Puluhan Kendaraan di Muara Rapak Balikpapan

2. Kondensasi

Setelah uap air naik ke atmosfer, kemudian terjadi proses yang disebut kondensasi. Melalui kondensasi, uap air berubah menjadi embun.

Kondensasi merupakan proses perubahan uap air menjadi partikel es atau tetesan air yang sangat kecil karena suhu di atmosfer sangat rendah.

Partikel-partikel es atau tetesan-tetesan air ini membentuk awan dan kabut di langit.

Baca Juga: Ariel Noah Minta Tolong Ke Warganet, Ada Apa?

3. Sublimasi

Selain evaporasi, sublimasi juga menyumbang jumlah uap air di udara. Sublimasi merupakan proses pembentukan es menjadi uap air. Sublimasi menjadi semakin cepat jika tekanan sedang tinggi.

Sumber utama yang menjadi tempat terjadinya sublimasi adalah kutub utara, kutub selatan, serta lapisan es di pegunungan.

Sublimasi ini prosesnya lebih lambat dibanding dengan evaporasi.

4. Presipitasi

Uap air yang mengembun (awan) kemudian mencair turun ke bumi karena angin dan perubahan suhu di atmosfer. Proses ini disebut dengan presipitasi.

Dalam presipitasi, tetesan air awalnya bergabung menjadi tetesan yang lebih besar. Kemudian karena suhunya rendah, tetesan-tetesan air tersebut kehilangan energi panasnya.

Akhirnya tetesan-tetesan air tersebut turun ke bumi berbentuk hujan. Jika suhu sangat rendah (di bawah nol derajat celcius), maka tetesan-tetesan air akan jatuh menjadi salju.

Tetesan-tetesan air yang jatuh juga dapat berbentuk gerimis, hujan es, dan hujan batu es. Presipitasi memindah tetesan-tetesan air ke litosfer.

5. Transpirasi

Setelah terjadi presipitasi, air kemudian mengendap yang sebagian diserap oleh tanah. Penyerapan air oleh tanah ini masuk ke dalam proses yang disebut transpirasi.

Transpirasi merupakan proses di mana air cair diubah menjadi uap air oleh tumbuhan. Absorbsi air melalui akar tumbuhan kemudian diangkut menuju dan untuk membantu proses fotosintesis.

Air sisa yang tidak digunakan untuk fotosintesis akan dipindahkan ke stomata daun sebagai uap air. Dengan demikian, uap air memasuki lapisan biosfer dan keluar dengan bentuk gas.

6. Runoff

Saat air mengalir (baik bentuk cair, gas, maupun padatan), air dibawa menuju runoff. Runoff adalah peristiwa di mana air mengalir di atas permukaan bumi.

Salju yang mencair karena suhu udara tinggi dan berubah menjadi air, dapat menyebabkan runoff. Ketika air mengalir di atas tanah, mengikis dan membawa mineral di permukaan tanah juga menyebabkan runoff.

Runoff bergabung membentuk saluran-saluran berupa sungai-sungai yang akhirnya membentuk danau, laut, dan samudera. Air pada tahapan siklus air ini memasuki lapisan hidrosfer.

7. Infiltrasi

Sebagian air yang mengendap tidak mengalir ke sungai, tidak terserap oleh tanaman atau tidak terjadi proses penguapan, air tersebut bergerak jauh ke dalam tanah. Ini disebut dengan infiltrasi.

Air mengalir ke bawah dan meningkatkan level muka air tanah. Air ini disebut air murni dan bisa diminum.

Itulah tujuh tahapan siklus air untuk mendaur ulang air. Siklus air terjadi secara terus-menerus setiap hari.***

Editor: Gilang Rafiqa Sari

Sumber: Website Apec Water


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x