Mengenal Jenis-jenis Bullying yang Mungkin Dihadapi Anak di Sekolah, Lengkap Cara Mengatasinya

16 Oktober 2021, 21:30 WIB
Ilustrasi: Seorang anak menjadi korban tindak bullying di sekolah /pexels/RODNAE Productions

MALANG TERKINI – Rata-rata anak Anda menghabiskan waktu lebih dari enam jam berada di sekolah. Mereka mungkin menghabiskan banyak waktu setelah jam sekolah dengan teman sebayanya baik di dunia nyata atau di dunia maya.

Sementara itu, meskipun mereka melewati saat-saat yang produktif dan menyenangkan, beberapa anak mungkin saja mengalami perundungan atau bullying dari teman sebayanya.

Tetapi terlepas dari usia anak Anda dan di mana tindak bullying terjadi, ada baiknya jika mengenali berbagai jenis bullying.

Baca Juga: Lee Su, Kontestan ‘Street Woman Fighter Mnet’ Dituding sebagai Pelaku Bullying

Secara umum, bullying merupakan hal yang tidak menyenangkan, mencakup perilaku agresif yang tidak diinginkan, ketidakseimbangan kekuatan, dan intimidasi yang dilakukan berulang-ulang.

Beberapa jenis intimidasi antara lain adalah:

1. Physical bullying

Ini adalah jenis bullying paling kasat mata yang menggunakan kekerasan fisik seperti mendorong, menjegal, menendang, memukul, atau meludahi korban. Ada juga yang berupa perusakan benda milik korban.

Anak yang mengalami physical bullying kerap menunjukkan reaksi seperti:

- Merasa sakit perut atau sakit kepala setiap pagi

- Tidak menjalani  rutinitas pagi seperti biasa

- Enggan pergi ke sekolah, sekali pun dia mau pergi ke sekolah, dia akan pergi dengan berat hati

- Tampak stres, walaupun ada sebagian anak yang berusaha menyembunyikan bebannya

Bertanyalah dengan hati-hati kepada anak Anda untuk membuat mereka berbicara tentang apa yang ia lalui bersama teman dan lingkungan sosial mereka.

Baca Juga: Sikapi Kasus Bullying dan Pelecehan di Lembaganya, KPI Sampaikan 5 Tindak Lanjut yang Dilakukan

Kuatkan diri, karena anak Anda mungkin akan menceritakan hal-hal yang sedikit mengerikan.

Biarkan anak tahu bahwa mereka perlu bersikap terbuka untuk berbagi rasa sakit mereka dengan Anda sehingga Anda dapat membantu mereka.

2. Verbal bullying

Pelaku bullying akan mengolok-olok korbannya, menghina mereka, dan mengintimidasi mereka secara verbal.

Namun, verbal bullying lebih sulit terdeteksi karena pelaku hampir selalu beraksi tanpa sepengetahuan orang lain.

Pelaku verbal bullying sering kali menyerang anak-anak yang tampak lemah atau dianggap berbeda dari anak-anak lain. Bullying yang dilakukan juga bisa memberikan efek jangka panjang pada kesehatan mental mereka.

Baca Juga: Kasus Bullying KPI Pusat: Kolom Komentar Akun Instagram Terduga Pelaku Banjir Hujatan Netizen

3. Relational bullying atau social bullying

Relational bullying atau sering disebut sebagai intimidasi sosial ini merupakan bentuk bullying tidak langsung.

Sebuah studi pada 2009 menunjukkan bahwa anak perempuan cenderung berperan dalam bullying tidak langsung.

Relational bullying kebanyakan bertujuan untuk menjatuhkan reputasi korban. Pelaku merusak reputasi korban dengan menyebarkan kabar bohong, menghina, dan memprovokasi banyak orang untuk membenci atau mengucilkan korban.

Apabila anak Anda menolak terlibat dan tidak terprovokasi untuk itu ambil bagian dalam social bullying, anak Anda berpotensi untuk membangun ketahanan mereka sendiri.

4. Prejudicial bullying

Ini adalah intimidasi yang targetnya berasal dari ras, agama, atau status sosial yang berbeda dari pelaku. Pelaku biasanya terinspirasi dari tindakan yang pernah dilakukan oleh orang tua atau orang terdekat mereka.

Selain efek merugikan langsung, bullying jenis ini dapat menyebabkan kejahatan rasial.

Baca Juga: 10 Fakta Kematian Min Seol A Si Anak Yatim Piatu di Drakor Penthouse 2, dari Bullying Sampai Dibunuh

Dampak jangka panjang bullying

Jika anak Anda telah diintimidasi atau telah menyaksikan intimidasi, mereka tidak akan melupakannya dengan mudah.

The Centers for Disease Control and Prevention menunjukkan bahwa anak-anak yang telah diintimidasi dapat mengalami efek jangka panjang dari masalah fisik, sosial, emosional, dan akademis.

Korban juga berisiko lebih tinggi untuk mengalami, depresi, kecemasan, insomnia, penurunan prestasi akademik, dan berhenti sekolah.

Siapa yang harus dihubungi jika anak Anda menjadi korban bullying di sekolah?

Ketika anak Anda mengadu bahwa mereka telah menjadi korban, hal yang terpenting untuk anda lakukan adalah memberi mereka dukungan. Beberapa hal lain yang bisa membantu, antara lain:

- Langkah pertama Anda adalah berbicara dengan guru anak Anda. Jika ini tidak membantu, hubungi konselor bimbingan, kepala sekolah, atau administrator sekolah.

- Simpan catatan setiap insiden bullying dan bawa ke sekolah. Cantumkan tanggal kejadian, perbuatan yang menyakiti anak Anda, dan cedera atau kerusakan benda milik anak.

- Tetaplah berkomunikasi dengan wali kelas atau pihak sekolah yang lain untuk memantau bagaimana mereka menangani intimidasi.

- Jika anak Anda mengalami cedera fisik atau menolak pergi ke sekolah, hubungi dokter untuk mendapatkan catatan atau rekam medis secara resmi.

  - Pertimbangkan untuk membawa anak Anda ke terapis untuk memberi mereka solusi agar bisa tetap pergi ke sekolah meski bullying masih belum sepenuhnya berhenti.

Pola asuh yang baik dapat sangat membantu anak Anda menghadapi tindak bullying. Selain itu, anak yang memiliki lingkup pertemanan yang kuat, kecil kemungkinannya mereka akan menjadi sasaran.

Berkomunikasi dengan anak Anda dan mengawasi perkembangan sosial mereka, akan membuat anak tidak segan-segan meminta bantuan Anda saat diperlukan.***

Editor: Yuni Astutik

Sumber: Healthline

Tags

Terkini

Terpopuler