Mengenal Childfree yang Sedang Viral: Pengertian, hingga Sejarah

9 Februari 2023, 09:15 WIB
Ilustrasi. Ilustrasi, childfree, keputusan untuk tidak memiliki anak, yang kembali viral /Pixabay/Марина Вельможко

MALANG TERKINI - Istilah childfree kembali viral di masyarakat terutama di kalangan warganet Twitter. Terlebih lagi setelah seorang konten kreator, Gitasav, mengungkapkan keinginannya untuk childfree.

Baginya, tidak memiliki anak adalah cara yang alamiah untuk anti penuaan dini. Sontak saja komen tersebut memicu banyak kontroversi di kalangan warganet.

Istilah childfree sebenarnya juga sempat ramai di Indonesia sejak tahun 2011. Ketika itu warganet juga sempat geger dengan pilihan hidup tersebut.

Apa sih sebenarnya childfree? Childfree biasa disebut voluntary childlessness, yang berarti adalah keadaan seseorang yang secara sukarela tidak ingin memiliki anak.

Baca Juga: Fenomena Childfree dalam Pandangan Ilmu Fiqih, Begini Penjelasannya

Istilah yang berbanding terbalik dengan involuntary childlessness. Di mana mereka terpaksa belum memiliki anak.

Pasangan semacam ini biasanya berharap memiliki anak, tapi ada beberapa hal yang membuatnya belum bisa mewujudkan keinginan tersebut.

Lebih lanjut, childfree dianggap sebagai pilihan hidup dari seseorang atau pasangan untuk hidup tanpa memiliki anak. Termasuk di sini adalah anak kandung maupun anak angkat.

Lalu sejak kapan istilah tersebut muncul ke permukaan? Istilah childfree sudah muncul di kamus bahasa Inggris sejak 1901.

Baca Juga: Pentingnya Kesadaran Terhadap Mental Illness: Jenis, Gejala, Diagnosa, hingga Cara Mengatasi

Dalam buku yang ditulis oleh Dr. Rachel Chrastil, How to be Childless, banyak penduduk Inggris, Belanda, dan Perancis yang memilih untuk menunda pernikahan sejak tahun 1500-an.

Semua bermula di Perancis pada era pra-revolusioner. 15-22% orang dewasa memilih untuk tidak menikah juga tidak memiliki anak.

Pada tahun 1800-an, para wanita di Amerika dan Eropa Barat juga mulai mengikuti tren childfree. Kondisi tersebut mencapai puncak di tahun 1900-an.

Sempat berubah setelah Perang Dunia II, tren berkeluarga ini tidak berlangsung lama. Pada 1970-an, dilakukan diskusi terbuka dan klaim bahwa wanita memiliki kendali penuh pada tubuhnya sendiri dengan tidak memiliki anak.

Baca Juga: Isak Tangis Gempa Kahramanmaras, Bagaimana Tanggapan Pemerintah Indonesia?

Lalu faktor apa yang menyebabkan munculnya fenomena childfree:

1. Psikologis
Berkaitan erat dengan emosi dan batin seseorang. Alasan pribadi yang meliputi trauma masa lalu dan keyakinan terhadap kemampuan diri.

2. Medis
Alasan medis cukup banyak digunakan oleh seseorang yang memilih childfree. Terutama ketika seseorang memiliki riwayat penyakit atau cacat tertentu. Dia meyakini bahwa memiliki anak berarti akan menurunkan penyakit tersebut pada anak.

3. Ekonomi
Berkaitan dengan kondisi ekonomi seseorang. Biasanya khawatir kalau anak lahir dalam kondisi keluarga dengan finansial yang pas-pasan bahkan kekurangan, maka akan kesulitan untuk membiayai hidup kemudian.

Baca Juga: Fenomena Childfree Tuai Kontroversi, Guru Besar Sosiologi Unair Jelaskan Ini

4. Filosofi
Pandangan atau cara berpikir tertentu pada seseorang. Biasanya mereka beranggapan bahwa bisa melakukan lebih banyak hal yang bisa mendorong kemajuan diri dan masyarakat, tanpa harus memiliki anak.

5. Lingkungan Hidup
Biasanya datang dari seseorang yang memiliki rasa simpati besar pada bumi dan lingkungan. Beranggapan bahwa memiliki anak berarti berkontribusi dalam kerusakan bumi. ***

Editor: Iksan

Tags

Terkini

Terpopuler