Tedx Talks Jon Jandai: Hidup Itu Mudah, Kemunduran Peradaban Mempersulit

1 Maret 2023, 19:44 WIB
Jon Jandai memberikan materi mengenai hidup mudah //Tangkapan layar YouTube/Tedx Talks

MALANG TERKINI – Jon Jandai, seorang petani yang berasal dari Thailand menjadi pembicara di Tedx Talks pada 3 Agustus 2011. Jon menyatakan bahwa hidup itu mudah meskipun kemunduran peradaban mempersulit kehidupan manusia. Materi yang Jon sampaikan masih layak dan relevan untuk dipelajari.

Jon melakukan aktivitas pertanian dan perkebunan di Pun Pun Center yang terletak di daerah pinggiran kota Chiang Mai. Jon Jandai juga merupakan ketua pergerakan pembangunan alami yang menyuarakan ide dan gagasannya di berbagai acara televisi di Thailand. Jon terus berupaya untuk menemukan cara termudah untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.

Dalam materinya di Tedx Talks. Jon berbagi cerita pengalaman hidupnya mulai saat ketika Jon masih kecil hingga Jon tumbuh dewasa. Dalam segala lika-liku kehidupan yang Jon jalani, Jon mengambil kesimpulan bahwa hidup itu mudah.

Baca Juga: Memahami Pelajaran Hidup dari Film Ngeri-ngeri Sedap

Jon terlahir di daerah perkampungan miskin di daerah timur laut Thailand. Walaupun begitu, Jon merasa kehidupannya terasa menyenangkan dan penuh kebahagiaan.

Namun, ketika Jon merantau ke Bangkok untuk menempuh pendidikan dan bekerja, Jon merasakan bahwa hidupnya sangatlah rumit dan membosankan. Menurutnya, ketika di kota, Jon harus mempelajari banyak hal dan bekerja sangat keras.

Jon bekerja 8 jam per hari tetapi Jon hanya dapat membeli makan semangkuk mie atau terkadang nasi goreng dengan hasil kerja kerasnya. Jon tinggal di sebuah ruangan kecil yang ditempati banyak orang di sebuah hunian sewa. Hunian itu membuat dirinya merasa tidak nyaman dan kepanasan.

Berdasarkan pengalaman tersebut, Jon mulai mempertanyakan banyak hal. Menurutnya, ketika Jon bekerja keras, mengapa hidupnya juga menjadi sulit. Jon sudah melakukan banyak hal tetapi belum cukup untuk membuatnya sejahtera.

Baca Juga: Viral, Pesta Miras Oplosan di Makassar ini Buat Pelajar Tewas

Jon mencoba menempuh pendidikan di universitas. Jon sangat kesulitan belajar di universitas karena menurutnya membosankan. Menurutnya, kebanyakan mata kuliah yang diajarkan di universitas merupakan mata kuliah yang bersifat destruktif.

Bagi Jon, tidak ada mata kuliah yang produktif di universitas. Menurutnya, mata kuliah seperti arsitek dan teknik hanya akan merusakan ekosistem lingkungan yang akan menyebabkan perubahan iklim.

Jon merasa telah membuat dirinya sendiri menjadi kesulitan dalam hidup. Ketika masih kecil, Jon menceritakan bahwa tidak ada seorangpun yang bekerja 8 jam per hari. Masyarakat di desanya hanya bekerja dua jam per hari atau dua bulan per tahun.

Menanam padi selama sebulan, kemudian memanen di bulan berikutnya. Rata-rata petani di kampung halaman Jon memiliki waktu 10 bulan untuk bersantai. Oleh karena itu, Jon berpendapat bahwa hal itu yang menyebabkan banyak acara festival di Thailand, terutama daerah pinggiran. Mereka memiliki lebih banyak waktu luang.

Jon menjelaskan bahwa waktu luang merupakan hal yang sangat penting dalam hidup. Menurutnya, ketika seseorang memiliki waktu luang, mereka memiliki waktu dengan diri sendiri. Ketika mereka memiliki waktu dengan diri sendiri, mereka akan mengerti dirinya sendiri. Ketika mereka mengerti dirinya sendiri, mereka akan menemukan hal yang mereka inginkan dalam hidup.

Baca Juga: Analisis Film Whiplash: Ironi Kedisiplinan dan Obsesi

Makanan

Ketika Jon kembali ke desanya, Jon mulai bekerja dua bulan per tahun. Jon memiliki 10 ton beras. Jon dapat memberi makan enam anggota keluarganya kurang dari setengah ton per tahun. Jadi Jon dapat menjual sisa berasnya di pasar.

Selain itu, Jon membuat dua kolam ikan untuk persediaan makanan bertahun-tahun. Jon mulai membuat kebun yang memiliki kurang dari setengah hektar. Jon menghabiskan waktu 15 menit per hari untuk merawat kebunnya.

Jon juga memiliki lebih dari 30 jenis sayuran. Dengan banyaknya jenis sayuran yang Jon miliki, enam anggota keluarganya tidak dapat memakan semuanya. Oleh karena itu, Jon memiliki surplus penjualan di pasar.

Berbanding terbalik dengan kehidupannya di Bangkok yang sangat sulit mendapatkan makanan, Jon merasa sangat beruntung dapat memberi makan seluruh anggota keluarganya tanpa mengeluhkan biaya dan kelaparan.

Rumah

Menurutnya, orang yang lebih pintar darinya dan mendapatkan nilai yang bagus di universitas akan mendapatkan pekerjaan yang bagus. Jon yakin mereka dapat membeli rumah tetapi dengan kemungkinan cicilan bertahun-tahun.

Baca Juga: Lionel Messi Didapuk FIFA Sebagai Pemain Terunggul

Bagi Jon yang memiliki pendidikan rendah, sangat sulit baginya untuk membeli rumah. Oleh karena itu, Jon membangun rumahnya sendiri yang ramah lingkungan. Jon mulai membangun rumahnya sendiri dua jam per hari. Dalam tiga bulan, Jon sudah memiliki rumah pribadinya.

Jon mengatakan bahwa Jon lebih banyak memiliki waktu luang dibanding teman-temannya yang lebih pintar darinya. Jon memiliki 29 tahun dan 10 bulan waktu luang.

Seiring berjalannya waktu, Jon mulai membangun rumah-rumahnya yang lain setidaknya satu rumah setiap tahun. Berdasarkan hal tersebut, Jon mengungkapkan rasa syukurnya.

“Sekarang saya tidak memiliki uang tetapi saya memiliki banyak rumah. Masalahnya sekarang saya bingung mau tidur di rumah yang mana malam ini.”

Pakaian

Ketika di Bangkok, Jon menabung selama satu bulan untuk membeli sepasang celana jeans. Pada saat itu, Jon ingin mengubah penampilannya agar terlihat menarik seperti aktor terkenal.

Namun, Jon merasa jeans yang dipakainya tidak berpengaruh terhadap dirinya sendiri. Celana yang paling mahal sekalipun tidak dapat mengubah hidupnya menjadi lebih sejahtera.

Baca Juga: Tata Cara Membayar Hutang Puasa Ramadhan yang Sudah Lupa Jumlahnya

Jon merasa tidak perlu untuk mengikuti fashion. Menurutnya, ketika mengikuti fashion, kita tidak mungkin dapat mengejarnya. Jon mengungkapkan bahwa kebutuhan merupakan hal yang lebih penting dibanding keinginan sesaat.

Kesehatan

Pada awalnya, Jon khawatir jika kondisi kesehatannya menurun. Jon khawatir tidak dapat berobat dengan baik karena tidak memiliki uang. Menurutnya, biaya kesehatan di rumah sakit sangat mahal.

Namun kemudian Jon berpikir bahwa sakit merupakan hal yang wajar. Menurutnya, kesakitan merupakan sesuatu yang akan mengingatkan kita bahwa kita melakukan hal yang tidak benar terhadap pikiran dan raga kita. Menurutnya, Jon hanya perlu untuk menyadari penyebab kondisi kesehatannya menurun dan cara mengobatinya.

Berdasarkan hal tersebut, Jon mulai belajar untuk menggunakan air dan tanaman herbal untuk penyembuhan. Jon belajar mengenai pengetahuan dasar untuk kesehatannya. Jon merasa pengobatan alami tersebut sangat membantu kondisi kesehatan yang dimilikinya.

Kemunduran peradaban

Meskipun Jon menjalani kehidupan sederhana, Jon juga peduli terhadap pendidikan. Jon mendirikan pusat belajar di tempat Jon tinggal. Jon membangun perpustakaan yang dapat dinikmati oleh penduduk sekitar untuk mencari pengetahuan.

Baca Juga: Status WA Kata-kata Gus Baha Tentang Kehidupan, Bikin Hati Adem!

Dengan adanya pusat belajar tersebut, Jon bersama dengan masyarakat sekitar belajar membuat hidup menjadi lebih sederhana dan mudah. Menurutnya, kita jangan hanya bergantung kepada uang tetapi kita juga harus saling membantu satu dengan yang lain. Jon mengutarakan pendapatnya mengenai peradaban yang semakin mengalami kemunduran.

“Yang saya pelajari bahwa empat kebutuhan dasar: makanan, rumah, pakaian, dan kesehatan seharusnya murah dan mudah didapatkan. Itulah peradaban. Namun, jika kamu membuat empat hal ini sulit untuk didapatkan semua orang, itu kemunduran peradaban,” ujar Jon.

“Saya merasa sekarang merupakan peradaban paling terbelakang umat manusia di muka bumi,” tutur Jon menambahkan.

Jon mengungkapkan bahwa planet bumi memiliki banyak sekali manusia cerdas tetapi semakin hari hidup semakin sulit.

Dengan demikian, Jon memberikan kesimpulan bahwa Jon ingin kembali menjadi manusia normal yang setara dengan segala makhluk hidup lain di muka bumi. Maka dari itu, Jon ingin hidup sebagaimana mestinya yakni hidup yang mudah dan menyenangkan.***

Editor: Iksan

Sumber: Youtube Tedx Talks

Tags

Terkini

Terpopuler