Tedx Talks David JP Phillips: 5 Teknik Penting untuk Meningkatkan Kualitas Public Speaking

10 Maret 2023, 18:45 WIB
David JP Phillips menjadi pembicara di Tedx Talks, 5 teknik penting untuk meningkatkan kualitas public speaking //Tangkapan layar YouTube/Tedx Talks

MALANG TERKINI – David JP Phillips menjadi pembicara di Tedx Talks pada 1 Februari 2019. David berbagi pengetahuannya mengenai 5 teknik penting untuk meningkatkan kualitas public speaking. Materi David masih sangat relevan untuk dipelajari semua orang yang memiliki minat menjadi pembicara publik yang handal.

David menganalisis 5.000 pembicara publik dari berbagai belahan dunia mulai dari pembicara amatir hingga profesional. Hal tersebut David lakukan untuk memahami hal-hal yang membuat seseorang menjadi pembicara publik handal.

Hasilnya, David menemukan 110 teknik inti public speaking. Semakin banyak seseorang menguasai teknik-teknik tersebut akan semakin membuatnya menjadi handal dalam public speaking.

Baca Juga: Tedx Talks Frederik Imbo: Cara Menghindari Sifat Baper untuk Hidup Bahagia

David memberikan contoh dari beberapa teknik secara singkat seperti melangkahkan satu kaki ke depan akan meningkatkan fokus, memiringkan kepala sedikit ke sisi samping akan meningkatkan empati, dan memposisikan tubuh lebih rendah akan meningkatkan kepercayaan penonton.

Selain itu, David menambahkan penjelasannya bahwa dengan mengecilkan volume suara akan meningkatkan antisipasi audiens melakukan jeda untuk mendapatkan perhatian mutlak dari penonton.

Menurut David, kemampuan public speaking bukan merupakan sebuah talenta tetapi kebiasaan dan penggunaan teknik yang benar. Menurutnya, seseorang pembicara publik handal bukan merupakan bawaan lahir, melainkan kebiasaan dan penguasaan teknik.

David menjelaskan lima teknik penting dalam public speaking sebagai berikut:

Baca Juga: Politeknik Negeri Cilacap dan Stakeholder Tanda Tangani MOU dan MOA untuk Peningkatan Pendidikan

1. Bahasa tubuh terbuka (open body language)

Bahasa tubuh tertutup seperti mengepalkan kedua tangan di depan perut, memasukkan tangan ke dalam kantong celana, maupun memposisikan kedua tangan di belakang pinggang merupakan tanda bahwa pembicara merasa tertekan berada di atas panggung. Hal tersebut berdampak terhadap menurunnya antusiasme penonton.

Sebaliknya, menggunakan bahasa tubuh terbuka seperti melebarkan tangan dan membuat gerakan-gerakan aktif akan membuat penonton merasa antusias untuk menyimak presentasi pembicara.

2. Bergerak ke arah penonton (moving forward)

Dengan bergerak ke arah audiens, penonton akan menganggap bahwa pembicara benar-benar ingin pesannya tersampaikan sehingga penonton menjadi semangat dan menyimak presentasi dengan serius.

Hal tersebut menunjukkan bahwa pembicara ingin berinteraksi dengan audiens. Sebaliknya, bergerak mundur menunjukkan bahwa pembicara merasa tertekan dan terkesan menghindari para penonton.

Baca Juga: Waspada! Berikut Ini Penyebab Utama Terjadinya Banjir Bandang

3. Gunakan gestur yang tepat (gesture)

Gunakanlah banyak gestur dan menghadap ke berbagai sisi penonton. Selain itu, gunakanlah ekspresi wajah yang bervariasi. Komunikasi ini sangat berpengaruh terhadap pesan yang disampaikan kepada para penonton.

Selain itu, pastikan pesan verbal yang disampaikan selaras dengan pesan non-verbal yang digunakan. Penggunaan gestur dalam menyampaikan ide dan gagasan memperkuat konten yang disampaikan agar lebih hidup dan tidak kaku.

Komunikasi non-verbal atau bahasa tubuh merupakan komunikasi yang paling banyak dilakukan umat manusia sejak zaman dulu. Penonton cenderung memperhatikan bahasa tubuh dan gestur ketika menyimak presentasi karena hal tersebut berhubungan dengan emosi manusia.

Dalam hal ini, pembicara tidak memposisikan dirinya sebagai penyampai informasi tetapi melakukan komunikasi dengan audiens.

4. Jangan terburu-buru (slow pace)

Pembicara yang menyampaikan presentasi dengan santai dan tidak terburu-buru cenderung lebih mendapatkan perhatian penonton. Ketika seseorang berbicara dengan kecepatan yang rendah, otak manusia akan menganggap hal yang disampaikan tersebut merupakan hal yang penting.

Baca Juga: 10 Hal yang Perlu Disiapkan untuk Menyambut Ramadhan

Dengan berbicara dengan kecepatan rendah dapat meningkatkan fokus para penonton. Hal ini dapat terjadi karena penonton akan merasa penasaran untuk menunggu kalimat-kalimat yang akan disampaikan pembicara selanjutnya.

Sebaliknya, kecepatan berbicara yang tinggi cenderung membuat penonton bosan karena seseorang yang berbicara dengan terlalu cepat seolah-olah menyampaikannya dengan tidak serius. Dengan demikian, para penonton bereaksi bahwa hal tersebut bukanlah suatu pembahasan yang terlalu penting.

5. Gunakan jeda (pause)

Dengan menggunakan jeda, pembicara akan mendapatkan perhatian dari penonton. Hal tersebut dapat terjadi karena penonton menunggu sesuatu yang akan disampaikan oleh pembicara selanjutnya.

Selain itu, menggunakan jeda juga mempengaruhi emosi penonton seolah-olah pembicara akan menyampaikan sesuatu yang sangat penting.

Seseorang cenderung berbicara terlalu cepat dan tidak menggunakan jeda. Akibatnya, suatu hal yang disampaikan hanya menjadi informasi yang kering. Selain itu, menghindari jeda cenderung membuat penonton tidak memiliki kesempatan untuk mencerna dengan baik materi yang disampaikan pembicara.

Baca Juga: Daftar Tempat Wisata Dekat Stasiun Blitar, Ada Rumah Soekarno

Sementara itu, sebagian orang juga cenderung menghindari jeda dengan menambahkan filler atau kata seperti ‘ehh’ yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Hal tersebut justru membuatnya terlihat tidak menguasai materi yang disampaikan.

Oleh karena itu, ketika pembicara lupa materi yang akan disampaikan, tidak ada salahnya untuk membahas hal lain terlebih dahulu dengan topik yang selaras hingga pembicara mengingat kembali materi yang akan disampaikan.

Teknik tambahan

David menambahkan empat tips sederhana untuk mengapresiasi bahwa hal kecil dapat membawa perubahan yang signifikan terhadap kemampuan public speaking seseorang.

Pertama adalah menghadap ke atas. David meningkatkan kesadaran penonton mengenai keberadaan David di atas panggung. Kedua adalah mengambil nafas yang terdengar oleh penonton. Hal tersebut membuat otak penonton akan berasumsi bahwa David akan mengatakan suatu hal yang menarik.

Ketiga adalah melakukan duchenne smile yang merupakan sebutan untuk senyum tulus yang identik dengan terangkatnya dua sudut mulut dan pipi sehingga membuat sudut mata berkerut. Hal tersebut akan lebih memberikan stabilitas dan kenyamanan kepada diri sendiri maupun penonton.

Baca Juga: Tedx Talks Jon Jandai: Hidup Itu Mudah, Kemunduran Peradaban Mempersulit

Terakhir adalah tertawa sendiri. Mungkin, tidak ada sesuatu yang lucu dalam materi yang disampaikan tetapi hal tersebut dapat membuat pembicara merasa lebih nyaman dan meningkatkan fokus terhadap materi yang akan disampaikan selanjutnya.

David memberikan kesimpulan dengan menganalogikan kemampuan public speaking dengan tinju. Muhammad Ali memiliki berbagai kombinasi sebelum ia meninju lawannya. Sama halnya dengan public speaking, seorang pembicara handal memerlukan kombinasi teknik untuk memulai public speaking.***

Editor: Iksan

Tags

Terkini

Terpopuler