Sejarah Pemberian Tanda Titik dan Syakal Pada Tulisan Al Qur’an

- 9 Oktober 2021, 20:58 WIB
ILustrasi Baca Alquran
ILustrasi Baca Alquran /PIXABAY/TayebMEZAHDIA

Baca Juga: Rektor UII Sarankan Rubah Pesantren Jadi Modern, Gus Baha Tak Sepakat Karena Alasan Ini

Di masa Al Hajjaj Ibn Yusuf  seorang gubernur irak di masa kepemimpinan Abdul Malik Ibnu Marwan (65-86 H). Al Hajjaj memerintahkan dua murid Abu Al Aswad Ad du’ali, yaitu Nasr Ibn Ashim dan Yahya Ibn Ya’mur Al Udwan Al Laitsi untuk menciptakan titik-titik (berupa diagonal) pada Al Qur’an seprti huruf  ba, ta, tsa dan seterusnya.

keduanya lalu memutuskan untuk menghidupkan kembali tradisi nuqath  al-i’jam (pemberian  titik  untuk  membedakan  pengucapan  hurufyang  memiliki  bentuk  yang  sama). 

Muncullah  metode al-ihmaldan al-i’jam. Al-ihmaladalah membiarkan huruf tanpa titik, dan al-i’jamadalah memberikan titik pada huruf.

Selanjutnya sistem penitikan ini terus disempurnakan oleh seorang ahli Bahasa pada waktu itu Bernama Al-Khalil Ibn Ahmad Al Farahidi beliau masih berpegang teguh pada sistem penitikan pada ahli Bahasa generasi sebelumnya. 

Baca Juga: Sambut Maulid Nabi 2021 dengan Kumpulan Link Twibbon Peringati Hari Kelahiran Rasulullah, Download Gratis

Namun, Al farahidi membuat gebrakan dengan memberikan warna titik yang sama pada huruf yang bentuknya sama seperi huruf ba, ta, dan tsa. (Sirojuddin, 1983 dalam penelitian Batubara, 2018 yang berjudul “Proses Pemberian Titik (Nuqthah) Pada Huruf-huruf Al Qur’an Oleh Abu Al Aswad Ad du’ali” ) 

Berdasar dari penelitian Muhammad dan Marzuqi, 2020 yang berjudul “Analisis Sejarah Jam’u Al-Qur’an”  diketahui tanda titik pada huruf hijaiyah sangat berguna untuk membedakan antara satu huruf dengan huruf lain a misalnya Seperti  pada  huruf   ب  (ba), ت (ta), ث (tsa). 

Pada penulisan mushaf Utsmani pertama, huruf-huruf  ini  ditulis  tanpa  menggunakan titik  pembeda. Salah  satu  hikmahnya  adalah seperti  telah  disebutkan untukmengakomodir  ragam  qira’at  yang  ada. 

Tapi  seiring  dengan  meningkatnya kuantitas interaksi muslimin Arab dengan bangsa non-Arab, kesalahan pembacaan jenis  huruf-huruf  tersebut  (al‘ujmah)  pun  merebak.  Ini  kemudian  mendorong penggunaan tanda ini. 

Halaman:

Editor: Lazuardi Ansori


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah