Namun, verbal bullying lebih sulit terdeteksi karena pelaku hampir selalu beraksi tanpa sepengetahuan orang lain.
Pelaku verbal bullying sering kali menyerang anak-anak yang tampak lemah atau dianggap berbeda dari anak-anak lain. Bullying yang dilakukan juga bisa memberikan efek jangka panjang pada kesehatan mental mereka.
Baca Juga: Kasus Bullying KPI Pusat: Kolom Komentar Akun Instagram Terduga Pelaku Banjir Hujatan Netizen
3. Relational bullying atau social bullying
Relational bullying atau sering disebut sebagai intimidasi sosial ini merupakan bentuk bullying tidak langsung.
Sebuah studi pada 2009 menunjukkan bahwa anak perempuan cenderung berperan dalam bullying tidak langsung.
Relational bullying kebanyakan bertujuan untuk menjatuhkan reputasi korban. Pelaku merusak reputasi korban dengan menyebarkan kabar bohong, menghina, dan memprovokasi banyak orang untuk membenci atau mengucilkan korban.
Apabila anak Anda menolak terlibat dan tidak terprovokasi untuk itu ambil bagian dalam social bullying, anak Anda berpotensi untuk membangun ketahanan mereka sendiri.
4. Prejudicial bullying
Ini adalah intimidasi yang targetnya berasal dari ras, agama, atau status sosial yang berbeda dari pelaku. Pelaku biasanya terinspirasi dari tindakan yang pernah dilakukan oleh orang tua atau orang terdekat mereka.