MALANG TERKINI - Beberapa orang tua merasa heran saat anak mereka tidak bisa membaca seperti teman-teman sebayanya. Tidak perlu memarahi anak atau kecewa sebab bisa jadi anak Anda mengidap disleksia.
Disleksia adalah gangguan belajar yang memengaruhi cara orang memproses tulisan dan, terkadang, bahasa lisan. Disleksia pada anak biasanya menyebabkan anak mengalami kesulitan belajar membaca dan menulis dengan percaya diri.
Para peneliti memperkirakan disleksia dapat mempengaruhi hingga 15 hingga 20 persen populasi sampai tingkat tertentu.
Baca Juga: 4 Peran Besar Ayah dalam Pendidikan Anak, Salah Satunya Membantu Perkembangan Intelektual
Namun, disleksia tidak memberikan pengaruh terhadap kesusksesan seorang individu. Penelitian di Amerika Serikat dan Inggris justru menemukan bahwa sebagian besar pengusaha mengidap gejala disleksia.
Salah satu contohnya adalah Maggie Aderin-Pocock, PhD, MBE, ilmuwan luar angkasa, insinyur mesin, penulis, dan pembawa acara program radio BBC “The Sky at Night.”
Bagi banyak siswa, disleksia bahkan mungkin tidak membatasi kinerja akademik mereka.
Apa saja gejala disleksia?
Disleksia pada anak-anak dapat muncul dalam beberapa gejala, antara lain:
• Anak-anak prasekolah dapat membalikkan suara ketika mereka mengucapkan kata-kata. Mereka mungkin juga mengalami kesulitan dengan suku kata dan mengenali huruf
• anak-anak usia sekolah mungkin membaca lebih lambat daripada siswa lain. Karena membaca itu sulit, mereka mungkin menghindari tugas-tugas yang melibatkan membaca
• tidak mengerti apa yang mereka baca dan mungkin kesulitan menjawab pertanyaan tentang teks
• anak mungkin mengalami kesulitan dengan menempatkan hal-hal secara berurutan
• mengalami kesulitan dalam mengucapkan kata-kata baru
• saat ada remaja dan mulai menginjak usia dewasa mereka mungkin terus menghindari kegiatan membaca
• memiliki masalah dengan ejaan atau belajar bahasa asing
• agak lambat untuk memproses atau meringkas apa yang mereka baca
Apa yang menyebabkan disleksia?
Meski peneliti belum menemukan apa penyebab disleksia secara pasti, tampaknya ada perbedaan neurologis pada penderita disleksia.
Studi telah menemukan bahwa corpus callosum, yang merupakan area otak yang menghubungkan dua belahan, mungkin berbeda di antara orang-orang dengan disleksia.
Bagian belahan otak kiri orang biasa mungkin juga berbeda pada orang yang menderita disleksia. Namun, tidak ada kejelasan bahwa perbedaan ini menyebabkan disleksia.
Para peneliti telah mengidentifikasi beberapa gen yang terhubung dengan perbedaan otak ini. Ini membuat mereka menyatakan kemungkinan disleksia berhubungan dengan faktor genetik.
Baca Juga: Bisakah kamu memberi saran agar temanmu memperoleh haknya? Kunci Jawaban Tema 4 Kelas 3 Halaman 49
Apa yang dapat dilakukan orang tua?
Ada banyak hal yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan kemampuan membaca serta akademis anak Anda. Center for Dyslexia and Creativity Universitas Yale menyarankan:
Evaluasi lebih awal
Segera setelah Anda atau guru sekolah dasar melihat gejalanya, mintalah anak Anda dievaluasi. Salah satu tes tepercaya adalah Shaywitz Dyslexia Screen, yang diproduksi oleh Pearson.
Bicaralah dengan anak Anda
Tetap positif, diskusikan solusi, dan lakukan dialog yang berkelanjutan. Hal ini membantu
untuk mengingatkan diri Anda dan anak Anda bahwa disleksia tidak ada hubungannya dengan kecerdasan.
Membacakan buku dengan bersuara
Membaca buku yang sama berulang kali dapat membantu anak mengasosiasikan huruf dengan suara
Baca Juga: Grup Besutan ‘Girls Planet 999’, Kep1er Debut di Bawah Naungan Wake One dan Swing Entertainment
Pacu semangat anak
Karena tidak ada obat untuk disleksia, anak Anda mungkin merasa tertinggal dari teman-temannya.
Pacu semangat mereka untuk terus berusaha dengan mengembangkan hobi yang mereka minati. Anak Anda mungkin berpeluang besar untuk sukses di bidang lain.
Disleksia adalah ketidakmampuan membaca berbasis otak. Anak-anak dengan disleksia mungkin lambat dalam belajar membaca.
Jika Anda berpikir anak Anda menderita disleksia, mintalah penanganan dari tenaga profesional sejak dini.
Penanganan tersebut juga dapat mencegah anak Anda mengalami kecemasan dan frustrasi.***