Mengenal Perilaku Catcalling Yang Sering Terjadi dan Beberapa Cara Menghadapinya

- 7 November 2022, 14:47 WIB
Fenomena perilaku catcalling yang sering terjadi, Simak cara menghadapinya dan bagaimana mengenalinya
Fenomena perilaku catcalling yang sering terjadi, Simak cara menghadapinya dan bagaimana mengenalinya /Tangkapan layar / instagram @hentikan_catcalling

MALANG TERKINI – Semakin hari semakin sering terjadi perilaku yang dinamakan Catcalling yang bisa terjadi dimana saja baik di Indonesia maupun di luar negeri.

Perilaku catcalling belakangan ini semakin marak terjadi terhadap siapa saja baik orang dewasa, remaja maupun anak-anak.

Namun sayangnya banyak yang tidak mengenal dan memahami terkait perilaku catcalling yang banyak terjadi saat ini.

Baca Juga: Identifikasi Perilaku Masyarakat di Lingkungan yang Mencerminkan Perwujudan Upaya Membangun Kerukunan...

Sehingga perlunya pengenalan dan pemahaman terkait perilaku catcalling dan bagaimana cara menghadapinya ketika terkena hal tersebut.

Dengan harapan seseorang bisa memahami bahwa ketika sesuatu yang mengarah ke catcalling terjadi, ia akan bisa dengan cepat mengerti dan bisa menghadapinya.

Catcalling merupakan perilaku yang mengarah kepada pelecehan seksual namun dikemas dengan seperti sebuah pujian.

Perilaku ini dapat berupa siulan dengan nada menggoda dan dapat juga dilakukan dengan sebuah pujian yang berbau seksual dan menggoda.

Baca Juga: Soal Komentar Pedas Ngabalin dan Ruhut Terhadapnya, Refly Harun: Hanya Menggambarkan Perilaku Preman Jalanan

Perilaku catcalling ini bisa dilakukan dari jarak yang dekat seperti berada di tempat yang sama, tempat yang sempit, tempat yang sepi.

Terkadang hal ini juga bisa dilakukan dalam keadaan korban berjumlah lebih sedikit dibandingkan pelaku, namun juga bisa dilakukan dengan jumlah yang sama-sama sedikit.

Fenomena ini pada dasarnya berbentuk objektifikasi dimana kata-kata yang digunakan tidak selalu dengan bahasa kasar, dianggap cabul atau menyinggung. Terkadang hal ini bisa bersifat fisik atau seksual.

Pelaku dari fenomena ini bisa siapa saja, perempuan juga bisa menjadi pelakunya. Namun seringkali yang banyak melakukannya ialah laki-laki.

Baca Juga: Pelaku Penusukan Anak Perempuan 12 Tahun di Cimahi Telah Teridentifikasi, Ini Ciri-cirinya

Catcalling sendiri bisa dilakukan dengan mengeluarkan siulan ketika melihat korban dan memanggil dengan nada menggoda atau saling melempar komentar antar pelaku dengan sesuatu yang berbau seksual.

Reaksi dari adanya fenomena perilaku catcalling pun bervariasi, ada yang mengatakan hal ini berbahaya karena ini bentuk pelecehan, ada yang merasa hal ini sangat menakutkan dan mengerikan.

Namun ada yang juga yang menganggap ini tidak berbahaya melainkan hanya sebagai ekspresi ketertarikan.

Baca Juga: Kronologi Penusuk Bocah SD Sepulang Mengaji di Cimahi, Akhirnya Pelaku Tertangkap dan Motif Terungkap

Ada juga yang menganggap orang yang menilai catcalling itu sebuah pelecehan adalah hal yang berlebihan.

Tujuan seseorang melakukan catcalling ialah hanya ingin menarik perhatian korban dan ingin mengetahui reaksi yang timbul dari perilaku tersebut.

Selain itu, tujuan lainnya ialah ingin mendapatkan interaksi dari korban yang dianggap oleh pelaku menarik dan mendapatkan perhatian.

Meskipun anggapan sang pelaku hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak membahayakan dan merendahkan korban, namun hal yang masih menjadi isu sosial yang kuat ini dianggap membuat tidak nyaman bahkan terkesan melecehkan.

Baca Juga: Cara Mengatasi Trauma Korban Pelecehan Seksual yang Perlu Kamu Tahu

Karena perilaku tersebut seringkali akan mempengaruhi psikis dari korban dan akan muncul rasa tidak aman serta tidak nyaman dalam melakukan aktivitas karna merasa telah mendapat intimidasi.

Selain itu akibat perilaku tersebut dapat menyebabkan perubahan perilaku dari korban. Ia akan merasa tidak percaya diri, lebih banyak diam, lebih menarik diri dari komunitas awalnya, bahkan akan mudah berpikiran negatif terhadap orang disekitarnya.

Terkadang juga korban akan merubah kebiasaannya jauh dari yang semula. Misalkan ia hanya akan mau keluar rumah siang hari, menggunakan pakaian yang jauh lebih tertutup dari sebelumnya, tidak berdandan berlebihan.

Baca Juga: Kronologi Jembatan Gantung di Gujarat India Ambruk, 134 Korban Meninggal Dunia termasuk Anak-Anak

Hal ini dapat terjadi karena seringkali korban akan menyalahkan dirinya sendiri sebagai penyebab perilaku catcalling terjadi pada dirinya.

Ada beberapa cara untuk menghadapi perilaku tersebut sehingga dapat menghindari fenomena catcalling.

1. Tunjukkan Rasa Ketidaknyamanan

Bagi korban yang merasa telah terkena perilaku catcalling, usahakan sebisa mungkin tunjukkan dan beranikan diri untuk menatap ke arah pelaku.

Baca Juga: Kronologi Tragedi Halloween Itaewon di Korea Selatan, Jumlah Korban Meninggal Dunia Sebanyak 149 Orang

Berikan tatapan tegas dan tajam secara tiba-tiba dengan ekspresi wajah marah serta tunjukkan gestur penolakan kepada pelaku catcalling.

Hal ini penting untuk dilakukan agar pelaku catcalling kaget dan tidak menyangkah bahwa korbannya akan melakukan perlawanan seperti itu.

2. Hindari Mengeluarkan Umpatan

Usahakan jangan mengumpat ketika mendengar pelaku catcalling berkomentar atau mengeluarkan sesuatu omongan catcalling.

Hal ini agar pelaku tidak akan melakukan hal yang lebih menakutkan dari sekedar catcalling atau bahkan lebih buruk dari yang dibayangkan.

Baca Juga: Bantuan Korban Tragedi Kanjuruhan Berhasil Tersalurkan dari Forum Solidaritas Pakis Bersatu

3. Hindari Gerombolan yang Sangat Memungkinkan Melakukan Catcalling

Catcalling sering dilakukan dalam keadaan pelaku sedang dengan gerombolannya. Perilaku ini memang lebih sering dilakukan oleh laki-laki, tapi tidak menutup kemungkinan juga dilakukan oleh perempuan.

Pelaku melakukan perilaku ini ketika ada didalam gerombolan karna biasanya pelaku akan merasa aman dan mendapat dukungan dari teman gerombolannya untuk menggoda korbannya.

Oleh karena itu lebih baik hindari sekelompok yang terlihat sebagai pelaku catcalling dan cari jalan lain yang lebih aman.

Baca Juga: Korban Selamat Gas Air Mata Kanjuruhan Alami Gangguan Kesehatan Berlanjut. TGIPF: Polisi Harus Evaluasi Diri

4. Jika Tidak Berani, Lebih Baik Diam dan Segera Menjauh

Jika korban tindakan catcalling merupakan seseorang yang tidak memiliki keberanian yang tinggi, maka lebih baik untuk diam dan anggap tidak mendengar apa yang dilakukan pelaku.

Lalu usahakan untuk segera menjauh dari lingkungan pelaku dan usahakan segera mencari tempat yang ramai dan aman agar menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

5. Buat Laporan atau Pengaduan Ke Pihak Berwajib dan yang Dapat Melindungi

Bila sudah melakukan berbagai cara namun tetap kembali menjadi korban catcalling segeralah buat laporan atau pengaduan terhadap pihak berwajib atau pihak perlindungan seperti polisi dan Komnas Perempuan atau Lembaga Perlindungan Perempuan.

Baca Juga: BTS ARMY Indonesia Galang Dana untuk Keluarga Korban Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang

Ceritakan dan mintalah bantuan perlindungan karena catcalling sudah masuk terhadap perilaku pelecehan seksual.

Di negara lain seperti Perancis, Belgia, Portugal, Selandia Barudan Amerika Serikat, pelaku dapat ditindak secara hukum dan ditindak dengan denda sampai ancaman penjara.

Di Belanda, perilaku catcalling sudah dimasukkan dalam perbuatan criminal dimana pelaku diberikan sanksi dengan denda sebesar 8200 euro (sekitar Rp138 juta) atau hukuman penjara selama tiga bulan.

Sementara di Indonesia, soal pelecehan seksual non fisik seperti catcalling ini sebenarnya masuk dalam undang-undang penghapusan kekerasan seksual yang harus lebih banyak diketahui oleh masyarakat. ***

Editor: Ratna Dwi Mayasari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x