Ingin Childfree atau Memiliki Anak di Tengah Perubahan Iklim? Tanyakan 2 Hal Ini pada Diri Sendiri

- 6 Maret 2023, 11:01 WIB
Pertimbangkan 2 hal ini sebelum memiliki anak
Pertimbangkan 2 hal ini sebelum memiliki anak /Pixabay/PublicDomainPictures/

MALANG TERKINI – Childfree adalah istilah yang digunakan pasutri untuk memilih tidak memiliki anak dalam hidupnya. Konsep childfree ini viral ketika dibicarakan influencer Indonesia bernama Gita Savitri. Menurut Gita, memiliki anak bukanlah kewajiban seorang perempuan dan perempuan memiliki hak untuk tidak memiliki anak.

Menurut psikolog, alasan pasutri yang memilih untuk childfree adalah belum tercukupi finansial pasutri. Finansial dapat berpengaruh penting dalam kehidupan pasutri, terkhusus biaya jika memiliki anak.

Childfree juga terjadi jika pasutri belum memiliki kesiapan menjadi orang tua. Ketakutan tidak bisa menjadi orang tua yang baik bisa menjadi pendorong atau alasan utama pasutri memilih langkah untuk childfree.

Baca Juga: Kenali Tanda-tanda Stres pada Anak dan Cara Mencegahnya

Menurut riset yang dilakukan Craig Stanbury tentang etika prokreasi pada masa perubahan iklim, Memiliki anak dapat menambah kontribusi emisi di Bumi. Jika Bumi beroperasi melebihi batas emisi, maka akan mempengaruhi orang lain akan akibat dari kelebihan emisi sampai berada dalam garis kemiskinan.

Faktanya banyak juga orang yang tetap ingin memiliki anak. Memiliki anak merupakan sesuatu paling berarti yang dilakukan dalam hidup menurut anggapan beberapa orang. Tetapi memiliki anak juga menyebabkan dunia menjadi overpopulasi.

Overpopulasi adalah keadaan dunia ketika terdapat populasi yang terlalu banyak dan kapasitas manusia untuk hidup nyaman, sehat, dan bahagia tidak tercukupi. Saat ini jumlah manusia di bumi lebih dari 8 miliar orang di seluruh dunia. Filsuf dan para ahli ekologi berpendapat seseorang dapat lahir dengan gaya hidup nyaman, sehat dan bahagia jika 2 sampai 3 miliar orang dikurangi dari dunia.

Apa langkah bijak yang harus dilakukan untuk mengatasi hal ini?

Baca Juga: Aplikasi Pengasuh Anak 'boonda' Buatan Statrtup Asal Malang

Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah mengurangi emisi gas rumah kaca per kapita. Tetapi mengurangi emisi gas rumah kaca per kapita saja tidak cukup. Berikut 4 alasan mengurangi emisi gas rumah kaca tidak cukup.

1. Sulit untuk mengurangi emisi secepat yang diperlukan untuk mengurangi perubahan iklim. (mengurangi 2 derajat celcius sebelum tahun 2030)

2. Dunia tidak bisa menekan negara berkembang untuk tidak menggunakan emisi gas rumah kaca untuk menghindari kemiskinan.

3. Memiliki anak lebih sedikit tidak dapat membantu secara signifikan dalam penyelesaian masalah ketidakadilan yang disebabkan kerusakan iklim. ( Jika menurunkan tingkat kesuburan global sebesar 0,5 kelahiran per perempuan, hanya menghemat 16 hingga 29 persen dari total penghematan emisi yang diperlukan)

Baca Juga: Kronologi Anak SD di Sukabumi Tewas Diduga Disabet Celurit Geng Motor Pelajar SMP

4. Mengurangi emisi gas dengan cara lain tidak cukup jika tidak mengurangi angka kelahiran di dunia. (memiliki anak lebih sedikit mampu mengurangi 58 ton emisi per tahun, sedangkan pengurangan penggunaan mobil hanya menghemat 2,4 ton per tahun)

Dalam risetnya Craig mengatakan, Jika orang-orang di dunia terus melahirkan anak berakibat kurangnya sumber daya bagi orang yang hidup saat ini dan di masa mendatang untuk berkembang. Tetapi menuntut individu untuk tidak bereproduksi juga merupakan hal yang tidak adil.

Solusi relevan yang ditawarkan adalah dengan mengajak masyarakat untuk menyadari kewajiban moral memperkirakan maslah lingkungan dan keadilan saat berkeinginan memiliki anak. Sebelum memiliki anak pertanyaan “apakah saya bisa menjadi orang tua yang baik?”, tidaklah cukup.

Siapa pun yang memiliki akses untuk mengontrol kesuburan wajib mempertanyakan dua pertanyaan kepada diri mereka sendiri:

Baca Juga: Relawan Pulihkan Trauma Anak-anak Korban Insiden Plumpang

1. Apakah saya hanya ingin menjadi orang tua saja (memiliki anak saja) atau menjadi orang tua secara biologis (memiliki anak dari gen sendiri)?

2. Jika saya hanya ingin menjadi orang tua saja, dapatkah saya memenuhi keinginan ini dengan cara mengadopsi anak?

Pertanyaan tersebut dapat membantu masyarakat untuk tetap menjadi orang tua sekaligus mempertimbangkan penambahan jumlah populasi kelahiran dunia. Masyarakat yang adil menghargai pilihan setiap individu untuk memiliki atau tidak memiliki anak. Tetapi setiap orang juga perlu dituntut untuk mempertimbangkan konsekuensi atas apa yang sudah dilakukan.***

Editor: Ratna Dwi Mayasari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x