1. Bahasa tubuh terbuka (open body language)
Bahasa tubuh tertutup seperti mengepalkan kedua tangan di depan perut, memasukkan tangan ke dalam kantong celana, maupun memposisikan kedua tangan di belakang pinggang merupakan tanda bahwa pembicara merasa tertekan berada di atas panggung. Hal tersebut berdampak terhadap menurunnya antusiasme penonton.
Sebaliknya, menggunakan bahasa tubuh terbuka seperti melebarkan tangan dan membuat gerakan-gerakan aktif akan membuat penonton merasa antusias untuk menyimak presentasi pembicara.
2. Bergerak ke arah penonton (moving forward)
Dengan bergerak ke arah audiens, penonton akan menganggap bahwa pembicara benar-benar ingin pesannya tersampaikan sehingga penonton menjadi semangat dan menyimak presentasi dengan serius.
Hal tersebut menunjukkan bahwa pembicara ingin berinteraksi dengan audiens. Sebaliknya, bergerak mundur menunjukkan bahwa pembicara merasa tertekan dan terkesan menghindari para penonton.
Baca Juga: Waspada! Berikut Ini Penyebab Utama Terjadinya Banjir Bandang
3. Gunakan gestur yang tepat (gesture)
Gunakanlah banyak gestur dan menghadap ke berbagai sisi penonton. Selain itu, gunakanlah ekspresi wajah yang bervariasi. Komunikasi ini sangat berpengaruh terhadap pesan yang disampaikan kepada para penonton.
Selain itu, pastikan pesan verbal yang disampaikan selaras dengan pesan non-verbal yang digunakan. Penggunaan gestur dalam menyampaikan ide dan gagasan memperkuat konten yang disampaikan agar lebih hidup dan tidak kaku.