Cara Memaknai Hidup Menurut Gus Baha, Paksa Dirimu Bahagia

15 Desember 2021, 07:01 WIB
Ilustrasi - Jika ingin bisa memaknai hidup, paksa diri untuk bahagia menurut resep Gus Baha /pixabay/nastya_gepp


MALANG TERKINI - Kali ini kita akan membahas tentang bahagia menurut Gus Baha.

Paksa diri kita untuk bahagia, itu salah satu cara dari Gus Baha untuk memaknai hidup.

Gus Baha menjelaskan pentingnya rasa bahagia sebagai cara untuk bersyukur atas nikmat Allah SWT.

Bahagia adalah hak setiap insan manusia dan merupakan salah satu cara untuk memaknai hidup.

Baca Juga: Pendapat Gus Baha Tentang Thariqah Syadziliyah: Yang Penting Ibadah, Tidak Harus Memaksakan Sempurna

Ucapan syukur akan selalu keluar dari mulut kita jika kita merasakan bahwa hidup kita selalu bahagia.

Islam mengajarkan kita untuk mempunyai rasa bahagia walaupun hidup tidak mulus seperti yang kita inginkan.

Gus Baha menyebutkan bahwa setiap umat muslim harus terbebas dari kegelisahan dengan mengikuti sifat baik yang ada di dalam Al Quran.

Tidak punya rasa takut dan rasa gelisah adalah salah satu sifat baik dalam Al Quran.

Karena jika terus ada rasa takut dan gelisah itu ada dalam diri kita, membuat kita tidak ridho atas qhodo dan qhodar yang dari ketetapan Allah SWT.

Baca Juga: Aturan Libur Sekolah dan Pembagian Raport Berdasarkan Surat Edaran Kemendikbud Ristek No 32 Tahun 2021

"Sifatnya orang baik di dalam Alquran itu perlu kita contoh. Misalnya sifat baik manusia itu, ndak punya rasa takut, ndak punya rasa gelisah. Karena kalau kita punya rasa takut dan gelisah lama-lama enggak ridho dengan qhodo qhodar. Kamu perlu ceria," ucap Gus Baha dikutip dari akun TikTok @Santri Kyai, 12 Desember 2021.

Namun bagaimana kalau hidup kita memang susah? Sekali lagi menurut Gus Baha, agar memaksa untuk menghilangkan rasa susah.

"Saya sebagai manusia sering susah, tapi saya paksa rasa susah itu dihilangkan," ucap Gus Baha.

Karena bila rasa susah itu tidak dihilangkan, maka kita menjadi tidak ridho atas qodho dan qodar.

Maka dari itu bahagia harus dipaksa supaya ada, akhirnya jadi biasa bahagia.

Baca Juga: Deretan Drama Korea Diperankan Park So Dam, Aktris yang Didiagnosa Kanker Tiroid Papiler

Menghadapi kesulitan apapun juga pasti dengan bahagia akan bisa dengan mudah menerima qodho dan qodar Allah. Allah

"Saya sebagai manusia sering merasakan susah. Tapi saya paksa rasa susah itu saya hilangkan. Karena jika saya rasakan rasa susah itu lama-lama saya, ndak ridho dengan qhodo qhodar. Makanya, bahagia itu saya paksa lama-lama terbiasa sampai sekarang saya enggak bisa susah," ucapnya
.
Gus Baha menjelaskan bahwa bahagia itu salah satu dari ibadah. Salah satu sifat wali itu tidak ada rasa takut dan tidak ada rasa gelisah.

"Zaman akhir ada orang bawa kitab sudah hebat, ada orang dengerin ngaji sudah hebat, ada orang enggak paham mau datang ke majelis itu sudah hebat, kalau paham datang kan wajar kalau enggak paham datang itu luar biasa. Pokoknya bahagia itu ibadah," tutur Gus Baha.

Sebagian besar orang pasti khawatir, bagaimana nanti dengan anak dan cucu kita.

Tapi harus langsung ingat, bahwa kita ada karena Allah, dan punya rejeki juga karena Allah.

Orang lain di luar sana banyak yang kaya padahal bukan kita, berarti yang membuat kaya itu bukan kita.

Kita tidak perlu membuat seakan-akan kita itu pelaku sejarah.

Baca Juga: Apa Bedanya Orang Arif dan Orang Zuhud? Menurut Gus Baha: Ada yang Sukanya Minta Terus

Kadang kita berpikir bagaimana jika anak cucu kita tidak kita tinggali warisan, padahal banyak orang yang tidak punya warisan itu bisa kaya.

Di depan aturan Allah kita bukanlah siapa-siapa. Ketika ketetapan rahmat Allah tak terbatas, selama Tuhannya tetap Allah, rejeki aman.

Selama Tuhannya masih Allah, kita tidak perlu khawatir. Allah itu al-kafi, dzat yang mencukupi dan ar Razzaq dzat yang memberi rejeki.

Oleh karena itu menurut Gus Baha, paksa diri kita untuk bahagia.***

Editor: Anisa Alfi Nur Fadilah

Tags

Terkini

Terpopuler