MALANG TERKINI - Ada dua jenis syarat puasa yang harus dipahami oleh umat Islam, yaitu syarat wajib dan syarat sah. Syarat wajib adalah syarat yang mewajibkan seseorang dihukumi wajib untuk berpuasa, sedangkan syarat sah adalah beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar puasanya tidak batal.
Dilansir dari buku “Puasa: Syarat Rukun, & Membatalkan” karya Ahmad Sarwat, Lc., MA, ada tujuh syarat wajib puasa, yakni beragama Islam, balig, berakal, sehat, mampu, tidak dalam perjalanan, dan suci dari haid dan nifas.
Berikut ini adalah penjelasannya:
Baca Juga: Apakah Mengorek Telinga Membatalkan Puasa? Ini Penjelasannya
1. Beragama Islam
Jumhur ulama sepakat bahwa orang yang tidak beragama Islam tidak diwajibkan untuk berpuasa, sebab dalil diperintahkannya puasa didahului dengan sebutan: Wahai orang-orang yang beriman.
2. Balig
Anak-anak yang belum berada di usia balig tidak diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa, dan tidak pula diwajibkan untuk mengganti puasa di hari lain apabila tidak berpuasa karena memang pada dasarnya tidak diwajibkan.
Meski begitu, ketika anak-anak berusia tujuh tahun, orang tua harus melatih mereka untuk berpuasa. Di usia sepuluh tahun sudah boleh dikenakan sanksi apabila tidak berpuasa, seperti sanksi ketika anak-anak meninggalkan sholat.
3. Berakal
Syarat ketiga adalah berakal. Orang yang tidak waras atau gila tidak diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa, hal itu berdasarkan hadits berikut ini:
“Telah diangkat pena dari tiga orang : Dari anak kecil hingga baligh, dari orang gila hingga waras dan dari orang tidur hingga terbangun”. (HR.Ahmad, Abu Daud dan Tirmizy).
Apabila orang gila tersebut telah sembuh, tidak ada tuntutan untuk mengganti puasa yang ditinggalkannya ketika ia dalam keadaan gila. Akan tetapi, apabila seseorang sengaja untuk menghilangkan kesadarannya, ia tetap dikenakan tuntutan untuk mengganti puasa yang ditinggalkannya.
Baca Juga: 10 Cara Membaca Pikiran Seseorang Lewat Mata, Kamu Harus Tahu!
4. Sehat
Orang yang sedang sakit tidak diwajibkan untuk menjalankan puasa wajib, tetapi ia tetap harus mengganti puasa yang ditinggalkannya di hari lain. Hal itu berdasarkan dalil berikut ini:
“Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan, maka (wajib menggantinya) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain.” (QS. Al-Baqarah: 185).
Akan tetapi hanya mereka yang sakit keras saja yang boleh meninggalkan puasa, yaitu apabila penyakit yang diderita akan bertambah parah apabila berpuasa.
5. Mampu
Hanya mereka yang mampu saja yang diwajibkan menjalankan puasa Ramadhan, sedangkan orang yang sangat lemah atau jompo tidak diwajibkan untuk berpuasa dengan beberapa ketentuan.
6. Tidak Sedang dalam Perjalanan
Orang yang sedang dalam perjalanan tidak diwajibkan untuk berpuasa, tetapi tetap harus menggantinya di hari lain. Akan tetapi, hanya perjalanan dengan syarat tertentu saja yang boleh untuk tidak berpuasa.
7. Suci dari Haid dan Nifas
Menurut ijma' ulama, tidak diwajibkan berpuasa bagi wanita yang mendapat darah haid dan nifas, kemudian wajib menggantinya di hari yang lain ketika sedang suci.
Hal itu berdasarkan hadits Aisyah radhiyallahuanha berikut:
“Kami (wanita yang haidh atau nifas) diperintahkan untuk mengqadha’ puasa dan tidak diperintah untuk mengqadha; shalat.” (HR. Muslim).
Itulah 7 syarat wajib menjalankan ibadah puasa.***