Hukum Salam Templek Kepada Kyai, Kata Gus Baha Bisa Bertaruh Nyawa Kalau Orang Miskin yang Kasih

- 29 Desember 2021, 15:20 WIB
Gus Baha menjelaskan tentang hukum sedekahnya orang miskin kepada kyai dengan cara salam templek.
Gus Baha menjelaskan tentang hukum sedekahnya orang miskin kepada kyai dengan cara salam templek. /tangkap layar/Instagram @ngajigusbaha

MALANG TERKINI - Sudah maklum adanya, jika budaya mayoritas masyarakat ketika sowan kepada kyai selalu membawa oleh-oleh dan tidak lupa memberi salam templek meskipun jumlahnya tidak banyak.

Dalam sebuah ceramah, ahli tafsir al-Qur'an KH Bahauddin Nursali atau dikenal Gus Baha membahas tentang sedekah kepada kyai dengan cara salam templek.

Sebagaimana dilansir Malang Terkini dari video kanal YouTube Kumparan Dakwah, Gus Baha dengan satu panggung bersama Habib Syeh.

Baca Juga: Arti dan Tafsir Mimpi Berenang di Lautan, Akan Ada Masa Berbahaya dalam Hidup

Saat memberikan ceramah, Gus Baha membahas tentang kehidupan masyarakat, terutama alasan kenapa seorang kyai harus kaya.

"Makanya masyhur, Abu Hanifah itu kalau debat, dulu beliau buat syari'at kalau kyai atau orang sholeh itu harus kaya," jelas Gus Baha.

"Ajarannya itu diterapkan oleh Muhammad bin Hasan As-Syaibany, punya madzhab kalau menghitung uang itu di ruang tamu," sambung Gus Baha.

Jadi kalau seorang kyai sedang menghitung uang miliknya, yang sunah tempat menghitungnya adalah di ruang tamu, bukan di kamar.

"Itu apa tidak pamer? Tidak, biar santri tidak perlu kepikiran untuk memberi salam templek (amplop isi uang) untuk kyainya, karena kyai uangnya sudah banyak," kata Gus Baha.

Dengan cara memperlihatkan di ruang tamu, para santri tahu bahwa sang kyai sudah kaya, sehingga tidak perlu lagi memberikan amplop saat sowan.

Baca Juga: Kisah Ulama Besar Bernama KH. Abdullah Zain Salam yang Mencium Tangan Penjual Dawet

Namun demikian kalau budaya di Jawa hal itu seakan terlihat sombong, karena memamerkan kekayaan, dengan cara menghitung uang saja diperlihatkan.

"Tapi kalau tidak diperlihatkan, kyai uangnya satu miliar di bank, sementara santri masih memikirkan nasibnya sendiri dan salam templek Rp50 ribu," kata Gus Baha.

Hal itu menurut Gus Baha justru menjadi persoalan karena mempertaruhkan uang untuk hidup demi salam templek kepada kyai yang sudah berlimpah uang.

"Rp50 ribu uang utama untuk hidup malah dikasih kepada orang yang punya uang lebih-lebih," lanjut Gus Baha.

 

Menurut Gus Baha, diberi salam templek atau amplop berisi uang dari orang miskin itu susah-susah gampang.

"Karena dikasih salam templek orang miskin itu ya ribet. Misalnya saya diberi salam templek wali murid yang miskin Rp50 ribu, itu uang jatah belanja terus gimana," kata Gus Baha.

Baca Juga: Kisah Penuh Hikmah: Pedagang Curang yang Bertaubat di Tangan Istri Salehah

Kata Gus Baha, uang yang diberikan orang miskin kepada kita yang kaya itu seakan mengorbankan nyawa. Sebab uang yang seharusnya bisa buat makan mereka malah diberikan kepada kita.

"Salam templek Rp50 ribu itu uang nyawa, tapi kalau uang Rp1 juta itu duit lebih," tegas Gus Baha.

"Coba sampean pikir, uang yang seharusnya untuk beli susu anaknya malah dikasih ke sampean. Kira-kira agak dzolim apa setengah dzolim?" tanya Gus Baha.

Menurut Gus Baha, menghadapi masalah salam templek dari orang miskin seperti ini juga membingungkan karena rentan menyinggung perasaan orang yang memberi.

"Kalau ditolak dianggap sombong, kalau diterima itu uang taruhannya nyawa," kata Gus Baha.

Maka ketika melihat seorang kyai yang berteman dengan orang-orang kaya itu jangan berburuk sangka, karena itu ada ilmunya.

Baca Juga: Kenapa Doa Para Wali Cepat Dikabulkan, Gus Baha Ungkap Rahasianya Sampai Waktu yang Paling Mustajab

Gus Baha pun memberikan contoh kisah ketika Nabi Muhammad SAW menerima sedekah dari Abu Bakar dan Ustman bin Affan serta sedekahnya orang-orang miskin karena sebagai bukti kecintaan Nabi kepada mereka.***

Editor: Muhammad Isnan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah