Gas Air Mata Diduga Jadi Penyebab Kerusuhan Tragedi Kanjuruhan, Ini Kandungannya Menurut Ahli Kesehatan

2 Oktober 2022, 15:34 WIB
Suasana mencekam saat polisi menembakkan gas air mata ke kerumunan suporter pasca laga Arema FC vs Persebaya Sabtu, 1 Oktober 2022. /antara/Denpasar Update

MALANG TERKINI - Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan lebih dari 120 orang pada Sabtu, 1 Oktober 2022 diduga karena pihak aparat keamanan menyemprotkan gas air mata kepada para suporter Arema FC yang dinamakan Aremania.

Sejauh ini dikabarkan ada 129 orang dinyatakan meninggal dunia karena kerusuhan yang terjadi pada pertandingan Arema FC melawan rivalnya Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan dalam pelaksanaan Liga Indonesia 2022/2023.

Dari penjelasan dan kronologi saksi mata di tempat kejadian mengatakan jika kerusuhan semakin tidak kondusif saat aparat menyemprotkan gas air mata pada suporter baik yang turun ke lapangan maupun di tribun.

Baca Juga: Korban Kanjuruhan Meninggal Tidak Teridentifikasi di RS Wava Husada Malang Dirujuk ke Rumah Sakit Ini

Ada tiga macam jenis gas air mata yang kerap digunakan oleh aparat keamanan yaitu CS (chlorobenzylidenemalononitrile), CN (chloroacetophenone), dan semprotan merica.

Meski dinamakan gas air mata, sejatinya bukanlah gas. Melainkan bubuk bertekanan yang menciptakan kabut saat ditembakkan.

Kandungan dari gas air mata sendiri terdiri dari beberapa senyawa kimia yaitu Kloroasetofenon (CN), Chlorobenzylidenemalononitrile (CS), Kloropikrin (PS), Bromobenzilsianida (CA), Dibenzoxazepin (CR), dan kombinasi bahan kimia yang berbeda.

Dampak dari seseorang yang terkena gas air mata menyebabkan iritasi pada sistem pennapasan, mata dan kulit.

Baca Juga: Imbas Tragedi Kanjuruhan, Sepakbola Indonesia Terancam Sejumlah Sanksi FIFA, Salah Satunya Dibekukan!

Pada sistem pernapasan menghirup gas air mata dapat menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan dan paru-paru.

Menurut saksi, banyak dari korban tewas pada tragedi Kanjuruhan tersebut yang merasakan sesak napas dan berdesak-desakan untuk keluar dari stadion karena panik.

Diketahui, gas air mata pertama kali digunakan pada Perang Dunia l dalam perang kimia.

Baca Juga: PSSI Diminta Hentikan BRI Liga 1 Sementara oleh Presiden Jokowi Setelah Tragedi Berdarah di Kanjuruhan Malang

Terlepas dari dugaan gas air mata menjadi penyebab kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan yang telah menewaskan lebih dari 120 orang tersebut, hal ini menjadi sejarah baru atas tragedi berdarah persepak bolaan Indonesia bahkan dunia.***

Editor: Ianatul Ainiyah

Tags

Terkini

Terpopuler