Kerusuhan Stadion Kanjuruhan Malang Peringkat Kedua Setelah Tragedi Peru, Sejarah Kelam Sepak Bola Indonesia

3 Oktober 2022, 07:41 WIB
Tragedi Kanjuruhan menjadi tragedi terparah kedua setelah tragedi Peru dan melebihi tragedi Hillsborough /Youtube/Iwan Aji Channel/

MALANG TERKINI – Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang merupakan tragedi dengan jumlah korban jiwa terbanyak kedua setelah tragedi Peru.

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan saat laga sepak bola Arema FC melawan Persebaya Surabaya berakhir berdarah.

Terjadi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan info terkini yang dilaporkan oleh tim BPBD Provinsi Jawa Timur sudah mencapai 174 orang tewas dan ratusan luka-luka.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan Jadi Sorotan Dunia Internasional, Sergio Ramos hingga Manchester City Ucap Bela Sungkawa 

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang menduduki peringkat kedua setelah tragedi di Lima, Peru pada tahun 1964 yang lalu.

Insiden berdarah di Lima, Peru ini saat laga kualifikasi Olimpiade mempertemukan Tim Argentina dan tim Peru.

Tragedi Peru tersebut menewaskan 328 orang berasal dari suporter yang berusaha menginvasi lapangan dan direspon kepolisian dengan tegas.

Seperti dikutip dari Mengerti.id dengan judul “Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang, Sejarah Kelam Dunia Sepak Bola Melebihi Tragedi Hillsborough

Dari korban jiwa yang berjatuhan begitu besar, kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang menjadi tragedi terburuk sepanjang perhelatan persepakbolaan Indonesia.

Baca Juga: Tragedi Sepakbola Kanjuruhan Curi Perhatian Dunia, Lee Min Ho Aktor Asal Korea Selatan Ucapkan Bela Sungkawa

Dalam laga semalam, Arema FC harus menerima kekalahan atas Persebaya Surabaya dengan nilai 2-3 yang diadakan di Stadion Kanjuruhan Malang tadi malam, 2 Oktober 2022.

Aremania, sebutan para pendukung tim Arema FC yang tidak terima merangsek maju menuju ke lapangan melewati tribun yang masih penuh sesak penonton, menginjak-injak yang lainnya.

Mereka yang berhasil masuk ke lapangan Stadion Kanjuruhan melakukan pengrusakan semua benda yang ada di lapangan.

Lampu-lampu di lapangan menjadi sasaran pertama, sehingga sebagian besar lampu rusak, juga peralatan lainnya menjadi rusak akibat ini.

Bahkan lebih anarkis lagi ulah para suporter itu memaksa mundur para pihak aparat keamanan yang bertugas di sana saat itu.

Baca Juga: Tragedi di Kanjuruhan Malang, Jokowi Minta Kapolri Usut Tuntas dan Perintahkan PSSI Hentikan Liga 1 

Para petugas kepolisian dipaksa mundur bahkan petugas gas air mata, kerusuhan pun tak terelakkan lagi.

Banyak suporter yang masih ada di tribun yang terinjak-injak, termasuk suporter anak-anak banyak yang terluka dan meninggal akibat kejadian ini.

Menurut Irjen Nico Afinta, Kapolda Jatim dalam cuitan resminya di twitter menyebutkan bahwa ada sebanyak 127 orang tewas akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Baca Juga: Imbas Tragedi Kanjuruhan, Sepakbola Indonesia Terancam Sejumlah Sanksi FIFA, Salah Satunya Dibekukan! 

Korban yang tewas tersebut terdiri dari para suporter Arema FC dan 2 orang angota polisi yang sedang bertugas.

Disebut bahwa polisi yang meninggal dunia tersebut adalah Brigadir Andik dan Briptu Fajar dari Polres Trenggalek.

Lebih lanjut Kapolda menyebutkan bahwa ada 34 orang meninggal dunia di dalam stadion, sedangkan sisanya meninggal dunia di rumah sakit saat mendapatkan pertolongan.

Baca Juga: Hilang saat Jadi Suporter Arema di Stadion Kanjuruhan, Dapat Dicari ke Posko Ini 

Gas air mata yang ditembakkan ke arah tribun membuat para suporter panik, berhamburan dan berlarian.

Para suporter yang panik ini menginjak-injak siapapun yang ada di sekitarnya, banyak yang berusaha menyelamatkan diri.

Gas air mata juga ditembakkan ke arah tribun. Tembakan gas air mata tersebut membuat para suporter panik, berlarian, dan suporter yang tidak bisa menyelamatkan diri terinjak-injak oleh suporter lain.

Baca Juga: Gas Air Mata Diduga Jadi Penyebab Kerusuhan Tragedi Kanjuruhan, Ini Kandungannya Menurut Ahli Kesehatan 

Tak hanya banyaknya korban jiwa yang tewas akibat kejadian ini, tapi juga sejumlah sarana prasarana stadion.

Sebanyak 2 Ransus Polri hancur, pagar stadion rusak dan lampu Stadion sebagian padam akibat kerusuhan ini.

Kerusuhan kali ini benar-benar mengguncang persepakbolaan tanah air bahkan melebihi tragedi Hillsborough.

Baca Juga: Presiden Jokowi Perintahkan PSSI Hentikan Liga 1 Buntut dari Kerusuhan Kanjuruhan  

Tragedi Hillsboroguh juga mengguncangkan dunia persepakbolaan Inggris kala itu.
Dari korban meninggal tersebut 95 orang meninggal di tempat, dan 1 orang meninggal saat mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Itulah kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang menduduki peringkat kedua setelah Tragedi Peru sebuah sejarah kelam sepak bola Indonesia.***

Editor: Ratna Dwi Mayasari

Sumber: Mengerti.id

Tags

Terkini

Terpopuler