MALANG TERKINI - Pemerintah Kota Batu yang berada di Provinsi Jawa Timur tengah berupaya untuk mengatasi permasalahan pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tlekung.
Dalam upayanya, Pemerintah Kota Batu berfokus pada peningkatan sumber daya manusia (SDM) serta optimalisasi teknologi dalam penanganan sampah di TPA Tlekung.
Penjabat Wali Kota Batu, Aries Agung Pewai, menyatakan bahwa Pemerintah Kota Batu sedang merumuskan langkah-langkah konkret dalam mengatasi masalah pengelolaan sampah di wilayah tersebut.
"Kami siap bekerja sama dengan masyarakat serta pihak-pihak terkait untuk memastikan upaya penanganan sampah di TPA Tlekung berjalan optimal," kata Aries saat berbicara dengan media pada Rabu lalu.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah kapasitas terbatas insinerator yang digunakan untuk memusnahkan sampah dengan suhu tinggi di TPA Tlekung.
Hal ini mengakibatkan belum optimalnya proses penanganan sampah yang masuk ke TPA tersebut. Aries mengemukakan, "Diperlukan peningkatan kapasitas mesin insinerator serta peningkatan performanya agar proses pengolahan sampah menjadi lebih efisien."
Pemerintah Kota Batu juga akan mengalokasikan dana dengan efektif untuk mengatasi permasalahan sampah. Alokasi dana belanja tidak terduga (BTT) akan dimanfaatkan untuk mendukung langkah-langkah penanganan sampah yang lebih baik.
Meskipun besaran alokasi dana belum dapat diungkapkan secara pasti, Pemerintah Kota Batu berkomitmen untuk menggunakan dana tersebut dengan bijak guna mengoptimalkan pengelolaan sampah di TPA Tlekung.
Namun, upaya Pemerintah Kota Batu tidak selalu berjalan mulus. Pada tanggal 29 Juli 2023, warga di sekitar TPA Tlekung melakukan blokade jalan sebagai protes atas keterlambatan penanganan tumpukan sampah di fasilitas tersebut.
Mereka menginginkan agar tindakan segera diambil untuk mengatasi dampak pencemaran yang mungkin timbul akibat tumpukan sampah tersebut.
Selain menuntut penanganan cepat terhadap sampah di TPA Tlekung, warga juga berharap agar pengelola TPA dapat mencegah air lindi mencemari sungai, serta segera memproses sampah yang masuk ke fasilitas tersebut.
Permintaan lainnya mencakup pembatasan jumlah sampah yang diterima di TPA dan penolakan terhadap rencana perluasan TPA di Desa Tlekung.
Warga juga mengusulkan kepada pemerintah untuk melakukan kajian mendalam terkait pembangunan tempat pemrosesan sampah alternatif di lokasi yang lebih tepat.
Dalam rangka mencapai solusi yang komprehensif, warga juga mengajukan usulan agar setiap desa, kelurahan, tempat wisata, hotel, pasar, dan pabrik diwajibkan memiliki Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R).
TPS3R akan berperan sebagai fasilitas pengelolaan sampah yang dilengkapi dengan peralatan untuk memilah dan mengolah sampah secara efektif.
Pemerintah Kota Batu berada dalam tekad yang kuat untuk mengatasi tantangan pengelolaan sampah di TPA Tlekung.
Melalui upaya kolaboratif dan pemanfaatan teknologi yang tepat, diharapkan masalah sampah di wilayah ini dapat diatasi dengan baik demi menjaga lingkungan yang bersih dan sehat.***