"Hasil dari drone sudah kami dapatkan. Kesimpulan kita memang ada perubahan tata guna lahan, tetapi ada juga kejadian di mana muncul longsor," ujarnya.
Menurut Raymond, sumber bencana banjir bandang bukan sepenuhnya karena tanah yang longsor.
Sebab, pada jalur pematus atau pengaliran pembuangan air alami kawasan itu juga terdapat sedimen tanah, batuan, dan sampah-sampah organik yang tertimbun.
Baca Juga: Hal-Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Haid, Mitos atau Fakta?
Materi-materi tersebut dapat terangkut bersama bila terjadi aliran air deras, sehingga dapat memicu banjir bandang.
Hasil temuan lapangan Jasa Tirta I ini akan disampaikan kepada Balai Besar Wilayah Sungai Brantas (BBWS).
Diharapkan, hasil temuan dan penelusuran tersebut dapat dijadikan dasar untuk upaya pemulihan tata guna lahan serta penentuan kebijakan lain untuk mencegah bencana selanjutnya.
"Kami akan sampaikan ke BBWS, termasuk Pemprov Jatim. Karena ini isu bersama, bukan hanya salah satu pihak. Jadi harus ada kerja sama," ujar Raymond.
Peristiwa banjir bandang yang terjadi pada kota Batu pada tanggal 4 November 2021 menyebabkan 7 orang meninggal dunia.