Malang Heritage Akan Diintegrasikan dengan Wisatawan Bromo Tengger Semeru

- 12 November 2020, 18:15 WIB
Kawasan Kayutangan
Kawasan Kayutangan /Instagram/malangchannel

MALANG TERKINI - Walikota Malang, Sutiaji, berharap pembangunan Malang Heritage dapat memutar roda ekonomi masyarakat sekitar, terutama yang hidup di seputaran Kayutangan.

Walikota Malang mengatakan bahwa di sepanjang jalan Malang Heritage yang terletak di kawasan Kayutangan itu pedagang kaki lima tidak diperbolehkan untuk berjualan. Namun, mereka boleh berjualan di perkampungan masing-masing.

Dilansir dari ANTARA, “Nantinya tidak ada pedagang kaki kaki lima di sini. Jadi, pada saat wisatawan datang, ingin membeli makanan atau oleh-oleh, akan diarahkan ke perkampungan yang ada,”ungkap Sutiaji di Kota Malang.

Baca Juga: Malang Heritage, Wisata Tempo Doeloe, di Tengah Kota Malang

Perkampungan yang di sekitar kawasan Kayutangan sendiri sekarang sudah tertata rapi. Bahkan banyak kampung budaya yang bisa dikunjungi saat berwisata ke kota Malang yang lokasinya tidak terlalu jauh dari Kayutangan.

Area perkampungan yang sudah ditata itu dulunya adalah perkampungan kuno yang dibuktikan dengan adanya prasasti ukir negara dari masa akhir Kerajaan kediri. Kayutangan sendiri dulunya adalah hutan yang kemudian dibuka dan dijadikan jalan setapak.

Pada tahun 1.800-an jalan setapak di Kayutangan diperbesar saat Belanda masuk ke daerah ini. Mereka akhirnya membuka perkampungan dan tempat tinggal di kawasan Kayutangan.

Baca Juga: Hari ini, Google Doodle Ajak Peringati Hari Ayah

Daerah Kayutangan sendiri mempunyai cukup banyak bangunan peninggalan era Hindia Belanda. Bangunan-bangunan tua tersebut pastinya menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

Selain bangunan rumah kuno, di sana juga terdapat saluran air peninggalan Belanda yang juga merupakan favorit bagi para wisatawan dalam melakukan swafoto.

Menurut walikota Malang, warga perkampungan dihimbau untuk menjual makanan khas Malang yang akan dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di tingkat Rukun Tetangga (RT) maupun kelurahan.

Baca Juga: Habib Rizieq: Tidak Ada Kata Rekonsiliasi Tanpa Dialog

Selain itu, kawasan Malang Heritage juga akan diintegrasikan dengan wisatawan yang berkunjung ke destinasi wisata Bromo Tengger Semeru (BTS). Terlebih para wisatawan ini baru akan memulai perjalanan pada dini hari atau tengah malam.

“Orang yang akan ke Bromo biasanya akan menunggu hingga dini hari. Sebelum berangkat bisa menunggu di kawasan Malang Heritage ini,” ungkap Sutiaji.

Proyek pembangunan Malang Heritage mulai dilaksanakan pada tanggal 9 November 2020. Tujuan pembangunan kawasan ini adalah untuk menata ulang daerah Kayutangan.

Baca Juga: BLT Guru Honorer Cair November 2020, Ini Daftar Bansos dan BLT Lainnya

Rencananya daerah ini akan dibuat seperti Malioboro di Yogyakarta, ataupun Jalan Braga di Kota Bandung.

Pendanaan proyek pembangunan Malang Heritage di kawasan kayutangan berasal dari pemerintah pusat yang disalurkan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) yang totalnya mencapai 23 miliar rupiah.***

Editor: Devi Ratnaning Ayu

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x