Update Cuti Bersama 2020, Presiden Ingin Perubahan Libur Akhir Tahun

26 November 2020, 09:18 WIB
Perubahan hari libur dan cuti bersama tahun 2020 /PIXABAY/tigerlily713

MALANG TERKINI - Berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo, akan ada update cuti bersama 2020. Sesuai putusan hasil rapat kabinet, Presiden Jokowi ingin ada pengurangan di cuti bersama 2020 pada akhir tahun nanti.

Sebelumnya, pemerintah berencana menggeser cuti bersama Idul Fitri ke akhir tahun. Apabila ini dilakukan, maka update cuti bersama 2020 akan menjadi 11 hari apabila juga menghitung hari Sabtu dan Minggu.

Berdasarkan SKB 3 Menteri, maka update cuti bersama 2020 akan dimulai pada tanggal 24 Desember 2020 hingga 3 Januari 2021. Praktis kegiatan perkantoran dan sekolah akan berhenti, sehingga kemungkinan besar akan dimanfaatkan oleh sebagian besar keluarga untuk melaksanakan liburan.

Baca Juga: Jadwal Cuti Bersama Terbaru 2020, Perubahan Berdasarkan Arahan presiden

Tanggal 24-25 Desember adalah cuti dan libur untuk perayaan natal. Sedangkan tanggal 26-31 Desember adalah pengganti libur Idul Fitri, adapun tanggal 1 Januari sendiri adalah libur tahun baru.

Keputusan cuti bersama 2020 ini akhirnya kembali menjadi perbincangan hangat. Sebelumnya, Bima Yudistira, pengamat ekonomi dari Institute  for Development of Economics and Finance, menyatakan bahwa pengurangan cuti bersama 2020 akan berdampak pada sektor pariwisata dan ekonomi.

“Libur Natal dan tahun baru ini puncak konsumsi rumah tangga tertinggi kedua setelah libur Idul Fitri, jika diperpendek pasti berdampak, khususnya ke sektor pariwisata, ungkap Bima Yudistira sebagaimana dilansir dari ANTARA.

Baca Juga: Libur Akhir Tahun 2020 Dipotong Ditengarai Mengecewakan Para Pengusaha dan Menurunkan Konsumsi

Baca Juga: Berita Mengejutkan, Libur Akhir Tahun 2020 Direvisi

Lebih lanjut Bima menjelaskan bahwa pemotongan liburan akhir tahun akan menyumbang kerugian bagi para pelaku usaha, terutama sektor pariwisata, semisal hotel dan tempat makan. Terlebih libur idul fitri lalu tidak dilaksanakan, maka harapan mereka bertumpu pada liburan akhir tahun.

Pengusaha sektor pariwisata bahkan sudah menyiapkan kamar tambahan, menambah stok makanan, hingga mempekerjakan orang-orang baru. 

Mereka (para pelaku usaha) menyiapkan stok bahan baku dan kamar, dan dari November mulai merekrut pegawai baru untuk menyiapkan peak season akhir tahun, tapi libur dipotong, pasti banyak pengusaha kecewa, banyak dirugikan di sektor pariwisata,” imbuh Bima.

Baca Juga: Terkait Libur Akhir Tahun dan Cuti Bersama, Ketua MPR RI Sarankan Hal Ini

Bima memperkirakan apabila libur akhir tahun benar-benar dipotong, maka pada kuartal ke IV-2020, pertumbuhan konsumsi bisa minus 3-4 persen. Hal ini dikarenakan konsumsi rumah tangga memiliki peran 56-57 persen terhadap ekonomi dalam negeri. 

Di lain pihak, ketua MPR RI Bambang Soesatyo menyarankan agar pemerintah berhati-hati dalam menentukan kebijakan libur panjang pada akhir tahun 2020.

Dilansir dari Antara, Bamsoet sapaan akrab Bambang Soesatyo hal tersebut berkaitan dengan risiko peningkatan kasus virus corona di Tanah Air.

Baca Juga: Libur Akhir Tahun 2020 dan Cuti Bersama Dipangkas

Kondisi libur panjang jika tidak diperhatikan dengan baik, dapat menjadi penyebab kenaikan angka positif Covid-19.

“Pemerintah berhati-hati dalam menentukan kebijakan liburan panjang pada akhir 2020, dikarenakan berdasarkan hasil evaluasi sebelumnya, libur panjang dapat menyebabkan kenaikan kasus positif Covid-19,” papar Bamsoet.

Hal ini dikarenakan libur panjang pada akhir Oktober 2020 lalu terbukti meningkatkan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia.***



Editor: Devi Ratnaning Ayu

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler