Warga Lamongan Berjubel Antre Vaksinasi, dr. Devis: Sangat Menyayangkan Terjadinya Peristiwa Tersebut

28 Agustus 2021, 20:45 WIB
Warga Lamongan antre vaksinasi di Alun-alun /Tangkap layar Instagram @lamongan.update/

MALANG TERKINI - Wakil Ketua Komisi D DPRD Lamongan dr. Sanditia Devis Saputra menyayangkan adanya antrean yang berjubel di kegiatan vaksinasi di Alun-alun Kota Lamongan, Sabtu 28 Agustus 2021.

Di beberapa media sosial menyebar video ribuan orang berkerumun untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19 yang digelar oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan tersebut.

Dinkes Kabupaten Lamongan beberapa waktu sebelumnya menyebarkan pengumuman melalui beberapa media sosial, salah satunya melalui akun Instagram @dinkes_kablamongan pada Jumat 27 Agustus 2021.

Baca Juga: Info Terbaru, Jadwal, Lokasi, dan Link Pendaftaran Vaksinasi Covid-19 Dosis 2 Astrazeneca di Kabupaten Blitar

dr. Devis, sapaan akrab dr. Sanditia Devis Saputra menjelaskan jika kegiatan bertajuk Gebyar Vaksinasi Dosis 1 tersebut sesuai dengan broadcast yang menyebar ke masyarakat sejak beberapa hari sebelumnya.

Ia menyangkan pelaksaan kegiatan vaksinasi tersebut yang ternyata membuat ribuan warga harus berjubel untuk bisa mendapatkan vaksinasi.

“Kami selaku wakil ketua komisi D DPRD Lamongan yang salah satunya membidangi kesehatan, sangat menyayangkan terjadinya peristiwa tersebut,” kata dr. Devis kepada Malang Terkini, Sabtu 28 Agustus 2021 malam.

Menurutnya, banyaknya masyarakat yang antre merupakan wujud atusias warga untuk mendapatkan vaksinasi sehingga bisa segera bisa mewujudkan kekebalan komunal yang telah menjadi target pemerintah.

“Namun jika metodenya seperti ini, maka ini akan bertolak belakang dengan apa yang dilakukan selama penerapan PPKM Level 4,” kata anggota Fraksi Partai Demokrat DPRD Kab. Lamongan tersebut.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Dosis Pertama di Wilayah Malang Raya Bulan Agustus 2021, Lengkap: Jadwal dan Link Formulir

dr. Devis kecewa dengan apa yang telah terjadi, karena adanya kerumunan tersebut.

“Rakyat kecil sudah berkorban di batasi kegiatannya sehingga susah cari makan demi meredanya kasus Covid-19, namun kebijakan pemerintah daerah malah seakan akan sengaja menciptakan dan membiarkan terjadinya kerumunan yang terjadi di Alun Alun Lamongan sabtu pagi ini,” tegasnya.

Menurutnya, sebaiknya kegiatan vaksinasi dilakukan oleh Puskesmas atau menggunakan sistem jemput bola ke desa-desa.

“Sebenarnya langkah jemput bola vaksinasi di puskesmas dan desa desa sangat tepat dan terukur, tanpa banyak menimbulkan kerumunan dan lebih tepat sasaran,” kata dr. Devis.

Ia tidak menampik jika masyarakat sempat kurang berminat untuk ikut vaksinasi, namun hal itu terjadi sebelum adanya lonjakan kasus pada bulan Juni lalu.

“Sebelum bulan juni, vaksinasi di puskesmas maupun di desa desa selalu sepi peminat, namun setelah juni terjadi peningkatan peminat vaksinasi,” jelasnya.

Saat ini, menurut dr. Devis, antusias warga untuk bisa mendapatkan vaksinasi sangat tinggi, namun disaat yang bersamaan ada kelangkaan stok vaksin.

“Permintaan vaksin selalu penuh namun berganti justru terjadi kelangkaan stok vaksin kiriman dari pusat,” terang pria yang juga menjabat sebagai Dewan Pimpinan Nasional Bintang Muda Indonesia (Orsap Demokrat) tersebut.

Baca Juga: Ibu Hamil Bisa Vaksin Covid-19, Berikut Ini Ketentuan dan Prosesnya

dr. Devis memberikan beberapa saran untuk proses vaksinasi berikutnya agar tidak terulang kembali kejadian seperti hari ini.

Hal pertama yang perlu dibenahi menurut Devis adalah mekanisme dan metode pendatataan sasaran vaksin.

“Kedua, manfaatkan kembali 33 puskesmas yang ada sebagai pelaksana bekerjasama dengan desa atau kelurahan,” katanya.

Ketiga, memanfaatkan Rumah Sakit yang ada di Lamongan, termasuk RS Swasta dengan pendataan melalui online, serta pembatasan dan pengaturan jumlah sasaran perharinya sehingga tidak terjadi kerumunan.

“Keempat, Dinkes juga melakukan penjadwalan dan vaksinasi dengan sasaran melalui intansi intansi atau komunitas komunitas,” lanjut dr. Devis.

Sasarannya bisa individu, keluarga dari pegawai di kantor pemerintahan atau di komunitas komunitas, organisasi kemasyarakatan maupun organisasi politik.

Terakhir, Devis menyarankan Dinkes menggandeng pihak perusahaan swasta atau Perguruan Tinggi yang ada di Lamongan.

“Dengan sasaran pekerja atau mahasiswa,” pungkas pria yang telah menjadi anggota DPRD Kabupaten Lamongan selama dua periode tersebut.

Baca Juga: Klarifikasi Dinkes Kabupaten Lamongan atas Video Viral Warga Berjubel saat Antre Vaksinasi di Alun-Alun

Malang Terkini telah mencoba menghubungi Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan, namun belum mendapatkan jawaban.***

Editor: Lazuardi Ansori

Tags

Terkini

Terpopuler