Ingin Ternak Lele? Ketahui Kekurangan dan Kelebihannya

1 Oktober 2021, 14:41 WIB
Kolam budidaya ikan lele, cari tahu berbagai tantangan saat mmemutuskan ternak lele /Dokumentasi Peternak

MALANG TERKINI – Usaha budidaya lele menjadi salah satu usaha yang sedang diminati banyak orang.

Pun begitu dengan pemuda bernama lengkap Mohammad Alifudin ini. Menjalani usaha budidaya lele yang bermula sekitar setahun yang lalu.

Pria yang akrab disapa Alif ini memilih usaha budidaya lele karena menurutnya ikan lele adalah menu yang hampir setiap hari dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, sehingga untuk pemasarannya menjadi mudah.

Baca Juga: Cara Mudah Membuat Probiotik, Vitamin untuk Ikan Lele

Alasan membuka usaha ini karena saya ingin memiliki banyak usaha. Dimana sebagai pekerja swasta, saya harus memiliki banyak pemasukan dari berbagai macam usaha untuk antisipasi apabila ada salah satu usaha yang down,” ujarnya saat dihubungi melalui pesan Whatsapp pada hari Rabu, 29 September 2021.

Sejauh ini, pemuda lulusan Prodi Ilmu Kelautan UTM ini merasa puas dengan usaha yang dijalaninya.

Alhamdulillah sebagai peternak lele pemula, saya sudah mampu menjalaninya dan memperoleh keuntungan yang lumayan. Paling tidak jangan sampai rugi aja, walaupun sedang malang ya harapannya gak mengalami kerugian walaupun belum merasakan keuntungan yang besar,” tuturnya.

Dia juga memutuskan untuk tidak mempekerjakan karyawan dengan alasan pekerjaan ini masih bisa ditangani sendiri, apalagi sebagai usaha yang masih baru mulai dan masih belum jelas profit incomenya.

Pemuda asal Sumenep ini menggunakan pakan tambahan untuk membantu pencernaan dan pertumbuhan ikan lele, yakni probiotik.

Baca Juga: Kementerian Perdagangangan Ancam Pelaku Usaha Sistem Elektronik yang Tidak Sesuai Ketentuan Pemerintah

Dia mengatakan bahwa pertumbuhan lele itu berbeda-beda, “sehingga panennya pun dilakukan hingga beberapa kali. Pada panen pertama yang pernah saya lakukan yaitu umur 2-3 bulan dari awal tebar benih”.

“Kelebihannya, lele itu tahan dengan air yang keruh, kemudian pemasarannya sangat mudah, dan hampir tiap hari bisa memasarkan lele. Cukup cepat, mungkin karena sudah memiliki pelanggan ya,” tuturnya saat menceritakan kelebihan dari usaha budidaya lele.

Dia juga mengatakan kekurangannya, “Lele itu hewan yang rakus, tidak pernah kenyang, lapar dikit, sesama lele akan saling serang (kanibal), harga pakan pelet kian melonjak naik, harga pasar tetap rendah, alhasil keuntungan tipis dan tidak sebanding dengan menunggu berbulan bulan untuk sampai panen”. 

Karena pakan pabrikan yang semakin naik harganya sedangkan harga lele di pasaran gak bisa dinaikkan, sehingga harga jual lele tetap murah dan keuntungan yang diperoleh menjadi tipis.

Alif juga menceritakan tentang macam-macam penyakit pada lele, “Ada yang kena kutu, ada yang kena jamur. Biasanya ada bercak iritasi warna merah keputihan di bagian tubuhnya bahkan sampai yang lebih parah yaitu mata melotot hampir keluar.

Untuk penyakit lele yang masih ringan, biasanya dipisahkan dan diberi air garam, probiotik dan obat khusus untuk penyakit lele.

Kalau penyakit sudah parah, biasanya lele akan dibuang karena jika tetap disatukan dengan yang masih sehat, maka lele yang sehat akan tertular sakit juga, mengingat lele itu kanibal dan memakan teman yg lemah.

Baca Juga: Pemanfaatan Styrofoam dan Limbah Sekam untuk Budidaya Kangkung Hidroponik

Masalahnya begini, lele yang sakit itu fisiknya lemah jadi dia akan dikeroyok dan dimakan lele yang sehat, akhirnya lele yang sehat akan tertular penyakit karena makan lele yang sakit. Begitulah seterusnya yang menyebabkan kematian berantai jika tidak segera dipisahkan lele yang sakit dengan yang sehat,” ujarnya.

Langsung dititipkan ke penjual yang sudah jadi pelanggan di pasar. Alasannya jika langsung dijual ke tengkulak, harganya terlalu hancur bahkan bisa dikatakan untung sangat tipis dan hampir merugi,” katanya tentang pemasaran ikan lele.

Harga jual yang dia tawarkan adalah kisaran Rp24.000 dalam sekilo. Dia bisa mencapai keuntungan berkisar Rp2 juta, jika dihitung tiap siklus dari awal tebar benih.

Dengan sebab harga pakan yang kian mahal, dia memutuskan untuk berhenti sementara dalam menjalani usaha ini.

“Bukan karena merugi tapi karena keuntungan yang semakin menipis, harga jual yang murah, tetapi harga pakan dan kebutuhan perawatan malah melonjak naik. Akhirnya gak seimbang. Tapi alhamdulillah sebagai peternak lele pemula saya tidak sampai merugi aja sudah bersyukur,” tuturnya.***

Editor: Yuni Astutik

Sumber: Wawancara

Tags

Terkini

Terpopuler