Jokowi Dikabarkan Dilirik untuk Jadi Ketum Sebuah Parpol, Fahri Hamzah: Jadi PDIP Juga Sensi

15 April 2022, 19:46 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan dirayu untuk jadi Ketum sebuah Partai /Biro Pers Sekretariat Presiden/ANTARA FOTO

MALANG TERKINI - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai sedang dekat dengan partai yang selama ini dianggap lawan dari PDIP.

Hal itu disampaikan oleh Fahri Hamzah, politikus Partai Gelora saat berbicang dengan Akbar Faizal.

Menurut Fahri hamzah, Jokowi bahkan dikabarkan dirayu untuk menjadi ketua umum (Ketum) sebuah partai politik.

Baca Juga: Jadi Sorotan Internasional, Media Eropa dan Amerika Sebut Indonesia akan Bangkrut, Proyek Jokowi Jadi Penyebab

Kedekatan Jokowi dengan partai tersebut, menurut Fahri Hamzah, membuat PDIP sensi.

Dia pun mengatakan bahwa yang menjadi akar perpecahan antara Jokowi dan PDIP saat ini adalah Presiden yang merasa lebih banyak terbantu oleh pengusaha daripada partai sendiri. 

"Nah inilah yang menyebabkan kemudian partainya merasa ya kalau kita secara frontal ya, karena kita kan tahu di partai mana banyak pengusaha dan pemimpin partai mana Berasal dari alumni partai mana, gitu. Itu musuh bebuyutannya PDIP," tutur Fahri Hamzah, Kamis, 14 April 2022.

Oleh karena itu, mantan pimpinan DPR tersebut mengatakan PDIP merasa 'sensi' melihat kadernya lebih berpihak ke sisi lain.

"Jadi PDIP juga sensi juga ngelihat kok kader kita ini kan tiba-tiba ke sebelah sana lebih banyak, karena bekerja dengan pengusaha tadi," kata Fahri Hamzah.

Baca Juga: Anggaran Pemilu 2024 Diperkirakan Naik 4 Kali Lipat dari 2019, Jokowi: Saya Minta Dihitung Lagi

"Lalu dilihat oleh orang, bukan kita yang ngomong ya, tapi dilihat secara oleh orang agak secara kasar itu memotongnya sekarang ini," ucapnya menambahkan.

Akan tetapi, Fahri Hamzah mengatakan apa yang dialami PDIP saat ini adalah konsekuensi dari masa lalu.

"Tapi itu adalah konsekuensi dari masa lalu, tidak ada yang tiba hari ini tanpa penjelasan dari masa lalu," ucapnya.

Baca Juga: Harga LPG Bakal Naik, Ini Penyebabnya Kata Menteri ESDM

"Ini semua adalah akibat dari kita enggak mengatur sistemnya secara baik, termasuk juga mengatur soal koalisi dan sebagainya, seolah-olah dalam presidensialisme ada koalisi," tutur Fahri Hamzah menambahkan.

Dia mengatakan bahwa begitu Jokowi jadi Presiden, PDIP seharusnya tidak boleh merasa bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta itu adalah milik partainya.

Pasalnya, ada partai lain yang merasa lebih dekat dengan Jokowi, bahkan mengincarnya menjadi Ketua Umum (Ketum).

"Begitu Pak Jokowi jadi presiden, PDIP gak bisa merasa itu adalah presidennya karena ada partai lain yang merasa di partainya itu lebih dekat dengan Pak Jokowi," ujar Fahri Hamzah.

"Bahkan ada partai mengatakan 'kami enggak punya calon, selama Pak Jokowi jadi presiden maka kami nggak punya calon' katanya. Ada partai yang lebih dalam mungkin nawarkan kepada Jokowi jadi ketua umum," katanya menambahkan.

Baca Juga: Soal Jokowi Tolak 3 Periode, Yusril Ihza Mahendra: Itu Adalah Jawaban Formal

Nasib PDIP saat ini pun disebut sebagai akibat dari sistem yang rusak dalam pemerintahan Indonesia.

"Terus bagaimana nasib PDIP sebagai partai asal? ini adalah broken sistem karena dari awal nggak ada yang begitu, ini semua ilusi," ucap Fahri Hamzah.

"Dalam presidensialisme tidak ada yang namanya koalisi, kita tidak harus ngumpul seharusnya. Makanya harusnya masing-masing partai punya calon, itu yang saya usulkan, di putaran pertama semua yang merasa maju, sanggup, maju, nggak perlu ada threshold harusnya. Sehingga nanti nggak boleh ada yang mengatakan 'ini kader saya loh' kata partai," tuturnya menambahkan, dikutip dari kanal Youtube Akbar Faizal Uncensored, Jumat, 15 April 2022.***(Eka Alisa Putri/Pikiran Rakyat)

Berita ini pernah ditayangkan di Pikiran Rakyat dalam artikel berjufdul "Fahri Hamzah: PDIP Sensi Lihat Jokowi Dekat dengan Musuh Bebuyutan, Ada Parpol yang Incar Presiden Jadi Ketum"

Editor: Lazuardi Ansori

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler