Hotman Paris Jelaskan Kronologi 3,4 Ton Beras Dikubur di Depok

4 Agustus 2022, 17:18 WIB
Hotman Paris selaku kuasa hukum JNE saat memaparkan kronologi penguburan beras bantuan presiden di Depok, Jawa Barat. /Pikiran-Rakyat.com/Amir Faisol/

MALANG TERKINI - Hotman Paris, kuasa hukum PT Tiki Jalur Nugraha Eka Kurir (JNE) membeberkan kronologi beras yang di kubur di Depok.

Sebagaimana sebelumnya heboh kabar ada beras bantuan presiden (Banpres) dikubur di Kawasan Kampung Serab, Kelurahan Tirtajaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat.

Hotman Paris menjelaskan jika kasus tersebut bermula pada tahun 2020 dimana JNE bekerja sama dengan PT SSI (Storesend Elogistics Indonesia).

Baca Juga: Update Penyelidikan Kasus Sembako Bansos di Depok, JNE Sebut Beras yang Dikubur Rusak karena Basah

Kerjasama itu berupa penyaluran bantuan presiden bagi keluarga penerima manfaat (KPM) di kota Depok.

Hotman menjelaskan bahwa berdasarkan kontrak kerja sama, total beras yang harus didistribusikan ada sebanyak 6.199 Ton untuk 247.997 KPM.

Namun, dalam proses penyalurannya ada 3,4 Ton beras yang rusak karena terkena hujan. Mulanya beras sebanyak 3,4 Ton beras itu disimpan di gudang milik JNE.

“Rusak itu itu bulan Mei 2020 lalu disimpan dan November 2021 dikubur,” ujarnya dalam konferensi pers di kawasan Pluit Jakarta Utara, Kamis 4 Agustus 2022.

Hotman menjelaskan bahwa beras yang rusak langsung diganti. Pihak JNE kata dia langsung mengganti rugi beras yang rusak. Dia menegaskan bahwa beras bantuan tersebut 100 persen sudah diganti.

Baca Juga: Cek Paket Lion Parcel, JNE, dan TIKI Posisi Dimana, Ini Caranya!

“Jadi 100 persen rakyat sudah menerima banpres dan kemensos susah menyaakan bahwa 100 persen rakyat susah menerima beras yang didistribusikan oleh JNE,” ucapnya.

Hotman menegaskan bahwa sebanyak 3,4 Ton beras tersebut sudah dibayarkan oleh pihak JNE ke pihak PT SSI. Dengan demikian beras rusak tersebut secara kepemilikan sudah menjadi tanggung jawab JNE.

“Karena ini beras kami (JNE) tergantung kami mau dikubur atau tidak,” ujarnya.

Sementara itu, VP of Marketing Eri Palgunadi menjelaskan bahwa proyek distribusi beras ini dilakukan di bulan Mei-Juni 2020.

“Jadi proses pendistribusiannya selesai di dua bulan itu. Jadi dua bulan selesai,” ujarnya.

Sebelumnya, video viral di jejaring media sosial terkait penimbunan bansos beras di Depok.

Deputi Bidang Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Andie Megantara, mengatakan bahwa alasan penguburan dilakukan karena beras tersebut sudah dalam kondisi rusak.

Baca Juga: Cara Mengecek Kiriman Lion Parcel, JNE, JNT, dan SiCepat Sudah Sampai Dimana: Praktis dan Mudah Dilakukan

“Berdasarkan hasil koordinasi TIM Bansub Kemenko PMK dengan Polres Kota Depok dan JNE, didapatkan informasi bahwa beras tersebut saat ditimbun sudah dalam kondisi rusak saat dalam perjalanan menuju Keluarga Penerima Manfaat (KPM),” ucapnya.***(Amir Faisol/Pikiran Rakyat)

Disclaimer: Berita ini pernah terbit di Pikirn Rakyat dengan judul "JNE Ungkap Kronologi 3,4 Ton Beras Dikubur di Depok, Dilakukan Sejak 2021"

Editor: Lazuardi Ansori

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler