MALANG TERKINI - Mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo meminta maaf kepada institusi Polri dan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo atasa kasus pembunuhan Brigadir J atau Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Hal itu disampaikan Ferdy Sambo melalui pesan tertulis yang dibacakan oleh kuasa hukumnya Arman Hanis.
Selain permintaan maaf, Ferdy Sambo juga mengaku melakukan hal tersebut untuk menjaga kehormatan keluarga.
Baca Juga: Lengkap! Ini Isi Pesan Irjen Ferdy Sambo atas Kasus Pembunuhan Brigadir J
Pada pesan yang dibacakan Arman itu, Ferdy Sambo juga meminta maaf karena informasi awal kasus ini tidak jujur.
Ia juga mengatakan jika apa yang dia lakukan itu telah mencederai kepercayaan publik kepada institusi Polri.
Tidak hanya kepada Kapolri, Ferdy Sambo juga meminta maaf kepada rekan-rekannya yang terkena dampak dari kasus ini.
Berikut pernyataan lengkap Ferdy Sambo, sebagaimana dilansir Malang Terkini dari PMJ news.
Baca Juga: Akhirnya Irjen Ferdy Sambo Ungkap Motif Pembunuhan Brigadir J, Terkait dengan Putri Candrawathi
Izinkan saya sebagai manusia yang tidak lepas dari kekhilafan secara tulus meminta maaf dan memohon maaf sebesar-besarnya, khususnya kepada rekan sejawat Polri beserta keluarga serta masyarakat luas yang terdampak akibat perbuatan saya yang memberikan informasi yang tidak benar serta memicu polemik dalam pusaran kasus Duren Tiga yang menimpa saya dan keluarga.
Saya akan patuh pada setiap proses hukum saat ini yang sedang berjalan dan nantinya di pengadilan akan saya pertanggungjawabkan.
Saya adalah kepala keluarga dan murni niat saya untuk menjaga dan melindungi marwah dan kehormatan keluarga yang sangat saya cintai.
Baca Juga: Diperiksa Penyidik, Irjen Ferdy Sambo Ungkap Alasan Rencanakan Pembunuhan terhadap Brigadir J
Kepada institusi yang saya banggakan, Polri, dan khususnya kepada bapak Kapolri yang sangat saya hormati, saya memohon maaf dan secara khusus kepada sejawat Polri yang memperoleh dampak langsung dari kasus ini saya memohon maaf.
Sekali lagi saya memohon maaf akibat timbulnya beragam penafsiran serta penyampaian informasi yang tidak jujur dan mencederai kepercayaan publik kepada institusi Polri.***