Menurut Bank Dunia, Pelajar di Indonesia Masih Tertinggal di Pelajaran Matematika

19 November 2020, 05:00 WIB
Ilustrasi Sekolah /Pixabay/Sasin Tipchai

MALANG TERKINI - Bank Dunia baru-baru ini mengeluarkan laporan bertajuk "Tantangan Sektor Pendidikan di Indonesia". Dalam laporan tersebut dinyatakan bahwa pelajar di Indonesia masih sedikit tertinggal dalam hal penguasaan materi pelajaran.

Laporan ini disampaikan oleh Noah Yarrow, Spesialis Senior dalam bidang pendidikan di Bank Dunia. Narrow menyampaikan laporannya melalui kegiatan webinar yang dilaksanakan pada hari Rabu, 18 November 2020.

Dilansir dari ANTARA, mata pelajaran yang cukup tertinggal antara lain matematika. 

Baca Juga: Mengenal Buah Naga, Buah Ajaib yang Bisa Menangkal Kanker dan Menjaga Kesehatan Jantung

“Kami menemukan bahwa siswa ini masih sedikit tertinggal, khususnya dalam hal beberapa mata pelajaran, contohnya matematika,” ungkap Noah.

Noah juga menyampaikan bahwa beberapa siswa ada yang tertinggal 2 sampai 4 tahun di belakang dalam hal penguasaan materi pelajaran dibanding teman-teman mereka.

Ketertinggalan ini banyak faktor penyebabnya. Sebagaimana diteliti oleh Bank Dunia hanya 45 persen siswa di madrasah yang memiliki buku teks di hari pertama mereka belajar di sekolah. 

Baca Juga: Nagita Slavina Kolaborasi dengan Cynthia Tan Bikin Koleksi Baju Tidur dengan Label Claire

Hal ini diperparah dengan material atau  sarana dan prasarana belajar yang jumlahnya sangat terbatas. Padahal anggaran yang dialokasikan untuk pendidikan cukup besar.

Uniknya,para siswa tidak menyadari bahwa akan tantangan di masa depan yang akan mereka hadapi. Mereka terbiasa menerima semua keterbatasan yang ada di tempat mereka belajar.

Secara umum para siswa memberikan penilaian yang positif terhadap guru dan proses belajar mengajar yang mereka jalani. 

Baca Juga: PBB Gunakan 1,4 Triliun Rupiah Dana Darurat Sebagai Pencegahan Kelaparan di Masa Pandemi Covid-19

Laporan tersebut juga merekomendasikan kepada pemerintah Indonesia untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran guna meningkatkan kualitas SDM yang diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa datang.

“Untuk mencapai penuh, anak-anak Indonesia harus belajar lebih banyak dari tingkatnya sekarang,” pungkas Noah Yarrow.

Ditengarai tidak komprehensifnya kurikulum pendidikan matematika di Indonesia membuat peringkat literasi matematika pelajar Indonesia di bawah rata-rata.

Baca Juga: Milad Muhammadiyah 108, Jokowi Harap Bantu Perangi Hoaks Soal Vaksin Covid

Kurikulum pendidikan matematika belum menekankan pada pemecahan masalah, dan hanya sebatas prosedural.***

Editor: Devi Ratnaning Ayu

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler