“Sebenarnya langkah jemput bola vaksinasi di puskesmas dan desa desa sangat tepat dan terukur, tanpa banyak menimbulkan kerumunan dan lebih tepat sasaran,” kata dr. Devis.
Ia tidak menampik jika masyarakat sempat kurang berminat untuk ikut vaksinasi, namun hal itu terjadi sebelum adanya lonjakan kasus pada bulan Juni lalu.
“Sebelum bulan juni, vaksinasi di puskesmas maupun di desa desa selalu sepi peminat, namun setelah juni terjadi peningkatan peminat vaksinasi,” jelasnya.
Saat ini, menurut dr. Devis, antusias warga untuk bisa mendapatkan vaksinasi sangat tinggi, namun disaat yang bersamaan ada kelangkaan stok vaksin.
“Permintaan vaksin selalu penuh namun berganti justru terjadi kelangkaan stok vaksin kiriman dari pusat,” terang pria yang juga menjabat sebagai Dewan Pimpinan Nasional Bintang Muda Indonesia (Orsap Demokrat) tersebut.
dr. Devis memberikan beberapa saran untuk proses vaksinasi berikutnya agar tidak terulang kembali kejadian seperti hari ini.
Hal pertama yang perlu dibenahi menurut Devis adalah mekanisme dan metode pendatataan sasaran vaksin.
“Kedua, manfaatkan kembali 33 puskesmas yang ada sebagai pelaksana bekerjasama dengan desa atau kelurahan,” katanya.
Baca Juga: Info Jadwal Vaksin Dosis 1 Moderna Malang 2 September 2021, Lengkap Lokasi dan Link Pendaftaran