Kegitan ini mengambil tema “Membentuk Jiwa Kepemimpinan yang Tangguh dan Kreatif di Era Digital”.
Lebih jauh, Fahri menyatakan bahwa nasihat para ulama mengatakan bahwa barang siapa yang tidak mau bersusah-susah membaca, maka mereka akan menyesal di waktu tua.
Baca Juga: Dinasti Pemkab Probolinggo Terbongkar, Bupati Dua Periode dan Suami Ditangkap KPK
Penyesalan itu karena mereka sudah tidak dapat menikmati apa yang dibaca. Hal ini terjadi karena bahan bacaan sudah tidak bisa lagi diakumulasi dan ditumpuk.
“Anda harus menikmati membaca, bahkan anda harus memaksa diri membaca,” kata Fahri.
Kebiasaan membaca yang menurun pada masyarakat merupakan salah satu dampak kehadiran media sosial karena terlalu banyak status dan pengekspresian diri didalamnya.
Baca Juga: Breaking News, Menteri PMK Umumkan Kedatangan Vaksin Tahap 45 di Indonesia
Masyarakat disibukkan dengan hal tersebut lalu lupa untuk mengisi waktu dengan membaca. Fahri mengusulkan agar masyarakat mau membaca seperti sejarah, biografi dan sastra.
Membaca adalah salah satu cara untuk memupuk jiwa dan pikiran manusia. Maka membacalah dengan luas sekalipun kita juga memahami bahwa tuhan yang maha luas.
“Tapi membaca adalah perintah langit, karena itu membacalah yang banyak,” ujar Fahri.