Gatot Tuding TNI Disusupi Paham Komunis dengan Hilangnya Patung Sejarah G30S PKI, Dudung: Itu Tuduhan Keji

- 29 September 2021, 12:50 WIB
komentar Dudung Abdurachman, Panglima Kostrad
komentar Dudung Abdurachman, Panglima Kostrad /Tangkap layar Youtube/ TNI AD

MALANG TERKINI - Dalam acara daring bertajuk TNI vs PKI pada Minggu, 26 September 2021, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyoroti hilangnya diorama sejarah G30S PKI di Museum Kostrad.

Diorama tersebut berupa patung yang menggambarkan Soeharto, Nasution, dan Sarwo Edhie sesaat setelah diculiknya para jenderal dalam peristiwa G30S PKI.

Dengan hilangnya patung sejarah G30S PKI tersebut, Gatot mengatakan bahwa kemungkinan sudah ada penyusupan paham-paham kiri, paham-paham komunis di tubuh TNI.

Baca Juga: Link Nonton Film Pengkhianatan G30S PKI, Tayangan Wajib Akhir Bulan September 2021

Menanggapi hal itu, Panglima Kostrad TNI AD Dudung Abdurachman memberi klarifikasi terkait hilangnya patung-patung tadi.

Klarifikasi tersebut diunggah di akun Instagram @fadjroelrachman pada Selasa, 27 September 2021.

Dudung membenarkan bahwa sebelumnya memang ada patung Nasution, Soeharto, dan Sarwo Edhie di Museum Dharma Bhakti Kostrad.

Patung-patung tersebut dibuat pada masa Panglima Kostrad Letjen TNI AY Nasution yang menjabat pada tahun 2011-2012.

Baca Juga: Sineas Muda Belum Berani Garap Film G30S PKI Versi Kekinian seperti Keinginan Presiden Jokowi

Tapi kini, patung-patung tadi diambil oleh penggagasnya, yaitu AY Nasution, setelah minta izin kepada Dudung Abdurachman sebagai Panglima Kostrad saat ini.

Dudung menghargai alasan pribadi AY Nasution yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. Dia mengaku tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan.

"Jika penarikan tiga patung itu kemudian disimpulkan bahwa kami melupakan peristiwa sejarah pemberontakan G30S/PKI tahun 1965 itu sama sekali tidak benar," ujar Dudung sebagaimana dikutip Malang Terkini dari unggahan di akun Instagram @fadjroelrachman.

Panglima Kostrad tersebut menyakatan, bahwa dirinya dan Letjen TNI (Purn) AY Nasution mempunyai komitmen yang sama untuk tidak melupakan peristiwa terbunuhnya para jenderal senior TNI AD dan perwira pertama Kapten Piere Tendean.

"Jadi, tidak benar tudingan bahwa karena patung diorama tidak ada, diindikasikan bahwa AD telah disusupi oleh PKI. Itu tudingan yang keji terhadap kami," bantahnya.

Baca Juga: Sineas Muda Belum Berani Garap Film G30S PKI Versi Kekinian seperti Keinginan Presiden Jokowi

Menurut Dudung, seharusnya Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo sebagai senior di TNI, terlebih dahulu melakukan klarifikasi dan bisa menanyakan langsung kepadanya selaku Panglima Kostrad.

"Dalam Islam disebut tabayun agar tidak menimbulkan prasangka buruk yang membuat fitnah, dan menimbulkan kegaduhan terhadap umat dan bangsa," ucap Dudung.

Dalam klarifikasinya itu, Dudung Abdurachman juga menyampaikan bahwa foto-foto peristiwa serta barang-barang milik Panglima Kostrad Mayjen TNI Soeharto saat peristiwa 1965 masih tersimpan dengan baik di museum tersebut.

Hal itu, kata Dudung, sebagai pembelajaran agar bangsa ini tidak melupakan peristiwa pemberontakan PKI dan terbunuhnya pimpinan TNI AD serta Kapten Piere Tendean.***

Editor: Yuni Astutik

Sumber: Youtube TNI AD


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah