MALANG TERKINI – Pemberontakan PKI dan tragedi pembantaian pada 30 September 1965 merupakan salah satu sejarah terkelam di Indonesia.
Peristiwa itu juga menjadi ulasan pada salah satu bab pada buku Julia Lovell, seorang profesor dari University of London yang berjudul 'Maoism – A Global History'.
Pada bab kelima ‘The Indonesian Connection’ di buku itu memaparkan peristiwa G30S PKI tahun 1965. Di bawah Jenderal Soeharto, Angkatan Darat Indonesia merebut kekuasaan dari Presiden Soekarno dan memusnahkan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Pembantaian di tahun 1965 tersebut menewaskan jutaan orang. Tapi, lebih dari 50 tahun kemudian, orang Indonesia tidak dapat mempertanyakan versi resmi dari apa yang terjadi. Walaupun begitu, peristiwa menjelang kejadian G30S PKI masih bisa ditelusuri.
Menjelang Kudeta
Meskipun gerakan akar rumput PKI yang terinspirasi oleh prestasi Mao banyak dipuji di China, militer Indonesia menjadi hambatan besar dalam perebutan kekuasaan.
Konon, PKI dianggap berbahaya karena menganut ideologi asing dan menjadi ancaman bagi elit yang berkuasa sejak revolusi. Selain itu, sikapnya yang sangat terorganisir dan disiplin diduga bisa menyaingi tentara itu sendiri.
Baca Juga: Mengenang Peristiwa G30S PKI: Sosok Jenderal Ahmad Yani Sasaran Utama Pemberontakan