Kaya Akan Nikel, Indonesia Jadi Pusat Manufaktur Baterai EV yang Potensial

- 9 Oktober 2021, 19:41 WIB
Ilustrasi: pengisian baterai EV untuk kendaraan bermotor di Indonesia
Ilustrasi: pengisian baterai EV untuk kendaraan bermotor di Indonesia /PIXABAY/bixusas/

MALANG TERKINI – Indonesia siap menjadi basis pasokan baterai kendaraan listrik (EV) teratas di antara semua negara Asia Tenggara, berkat cadangan mineral yang melimpah dan investasi asing yang masuk. 

Pemerintah Indonesia juga telah memberikan dukungan yang solid untuk menumbuhkan industri lokal. 

Di Indonesia, kendaraan roda dua lebih populer daripada kendaraan roda empat sebagai alat transportasi, seperti halnya di sebagian besar negara Asia Tenggara. 

Baca Juga: Kemenparekraf Kucurkan Dana Bantuan untuk Produksi Film

Pemerintah Indonesia menargetkan untuk mengekspor 200.000 mobil listrik pada tahun 2025, yaitu sekitar 20% dari volume mobil yang diekspor saat ini setiap tahun. 

Menurut Reuters, pemerintah juga bertujuan untuk menghentikan penjualan kendaraan bertenaga gas pada tahun 2050. Selama sepuluh tahun terakhir, Indonesia menjual rata-rata sekitar 1 juta mobil dan 6,5 juta sepeda motor setiap tahunnya. 

Untuk permintaan domestik, Indonesia menargetkan 400.000 mobil listrik dan 1,76 juta kendaraan roda dua pada tahun 2025. Selain itu, menurut KPMG Indonesia, negara ini juga berencana untuk membangun lebih banyak stasiun pengisian di seluruh negeri. 

Ambisi Indonesia sebagian besar terletak pada upayanya untuk menjadi basis manufaktur baterai EV. Sebab, Indonesia memang dikenal akan sumber daya mineralnya yang kaya dan hutan hujan terbesar ketiga di dunia. 

Indonesia juga memiliki cadangan nikel terbesar di dunia berdampingan dengan Filipina dan Australia, yang telah menarik investasi besar dari EV dan pembuat mobil dari luar negeri dari China, Jepang , serta AS.

Halaman:

Editor: Lazuardi Ansori


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah