Ditambah dengan dengan aktivitas dari fenomena gelombang atmosfer MJO (Madden Jullian Oscillation), gelombang Kelvin, gelombang Rossby yang saat ini aktif di wilayah Indonesia hingga seminggu kedepan.
Miming mengungkapkan berdasarkan prakiraan cuaca berbasis dampak, untuk periode tiga hari kedepan 12 daerah yang berpotensi banjir.
Daerah- daerah itu adalah Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Tengah.
“Ini masih cukup aktif di wilayah Indonesia yang berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan. Yang tentunya bisa berdampak pada peningkatan cuaca curah hujan tinggi di wilayah Indonesia, terutama di wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara seperti itu,” ujar dia.
Kondisi dinamika atmosfer skala lokal yang tidak stabil dengan potensi konvektifitas yang cukup tinggi, berkontribusi pada pembentukan awan hujan yang menjadi faktor pemicu cuaca ekstrem.
Potensi terjadinya hujan lebat dengan intensitas sedang-lebat akan terjadi mulai dari 5 November hingga 11 November 2021.
Hal itu terjadi karena disebabkan pembentukan awan hujan yang diprediksi akan membentuk awan cumulonimbus.
Miming menghimbau semua pihak memastikan kapasitas dan tata kelola air yang siap menampung peningkatan curah hujan dan memastikan saluran air dan drainase untuk menghindari luapan air.