Kronologi Klitih di Jogja yang Tewaskan Murid SMA Saat Sahur

- 5 April 2022, 06:18 WIB
ilustrasi: Kronologi kejahatan klitih di Gedongkuning
ilustrasi: Kronologi kejahatan klitih di Gedongkuning /TRAPHITHO/pixabay/

MALANG TERKINI - Berikut ini kronologi aksi klitih terhadap murid SMA di Jogja pada dini hari yang mengakibatkannya meninggal dunia.

Kejahatan klitih terhadap pria di Jogja yang diketahui bernama Daffa Adzin Albasith (18) itu terjadi pada Minggu dini hari, 3 April 2022, tepatnya di jalan Gedongkuning, Kotagede.

Akibat perbuatan klitih yang dilakukan sekelompok orang, Daffa yang merupakan anak anggota DPRD Kebumen itu meninggal dunia setelah sempat dibawa ke rumah sakit.

Baca Juga: Mengenal Fenomena Klitih di Jogja, Jumlah Korban Serta Penanganannya yang Dinilai Lamban

Kronologi kejadian

Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menyampaikan kronologi kejadian penganiayaan terhadap remaja tersebut.

Ade memberitahukan, pada Minggu dinihari, sekira pukul 02.00, korban bersama teman-temannya mampir di Warmindo (warung makan indomie) yang berada ± 100 meter dari TKP.

Kelompok korban ada sekitar 7 orang yang datang ke warung itu dengan menggunakan lima sepeda motor.

"Sebagian ada yang memproses untuk memesan makanan. Sebagian besar belum sempat menyetandarkan motornya," ujar Ade dalam konfers pada Senin, 4 April 2022, dikutip dari unggahan di akun IG @poldajogja.

Baca Juga: Apa itu Klitih? Korban Bertambah, Terbaru dari Sleman Hingga Meresahkan Masyarakat

Kemudian, pada saat itu, ada lima orang (kelompok pelaku) yang menggunakan dua motor lewat dengan membleyer gas seperti nada mengejek.

"Nah, hal inilah yang menjadi pemicu. Karena membleyer, kelompok korban ini akhirnya berusaha mengejar kelompok pelaku ke arah utara di jalan Gedongkuning itu. Empat motor yang mengejar (dari kelompok korban)." ungkap Ade.

Setelah dikejar dari belakang, kelompok pelaku yang sempat membleyer tadi ternyata berhenti dan memutar balik, menunggu kelompok korban itu tiba.

Motor yang pertama dari kelompok korban tidak sempat terkena pukulan benda tajam yang dimiliki oleh kelompok pelaku, sehingga lolos.

"Nah, korban berada di motor kedua, posisi dibonceng di belakang. Karena yang membonceng mengelak, kena ke mukanya korban sehingga korban mengalami luka di mukanya akibat kekerasan benda tajam yang diduga berdasarkan keterangan para saksi itu menggunakan gir dan menggunakan tali," terang Ade.

Baca Juga: Brian Edgar Dibekuk Polisi di Villa Bali, Perekrut Afiliator Binomo Tertangkap

"Setelah motor kedua dikemudikan, atau ada korban di situ kena, dua motor kelompok korban itu balik kanan dan pelaku ke arah selatan. Dua motor pelaku melarikan diri," lanjutnya.

Kemudian, korban bersama temannya itu masih melanjutkan maju ke arah timur dan akhirnya ditemukan petugas Direktorat Sabhara Polda DIY yang sedang patroli.

Petugas Direktorat Sabhara tersebut menolong korban dengan membawanya ke rumah sakit Hardjolukito.

"Langsung membantu menolong korban karena korban sudah terlihat lemas dan membawa ke rumah sakit Hardjolukito dan akhirnya korban meninggal dunia di rumah sakit," ujarnya.

Demikian kronologi kejadian penganiayaan terhadap siswa SMA di Jogja hingga meninggal dunia yang disampaikan Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi.

Dirreskrimum mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan setidaknya tiga kali olah TKP dan masih melakukan pendalaman.

Baca Juga: Mengenal Arti Kata Klitih, Fenomena Sosial yang Marak Terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Sekitarnya

"Olah TKP terus kita lakukan berkali-kali untuk mencari saksi lagi selain orang-orang yang terlibat, maksudnya para korban, dan juga ada beberapa saksi antara lain Bapak Hansip, petugas busway, dan juga orang-orang yang ada di angkringan situ. Kita masih dalami dan kita akan telusuri jejak-jejak apakah terlihat di cctv dan lain sebagainya," paparnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga mengimbau masyarakat bahwa peristiwa penganiayaan tadi terjadi karena adanya permasalahan 'dini hari' dan 'pelajar'.

"Nah, ini mohon dengan hormat, kita selaku orang tua juga mengingatkan dan menjaga putra-putra kita agar tidak melakukan aktivitas di malam hari, dini hari, ya, untuk apa kejahatan jalanan ini?" pungkas Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi.***

Editor: Lazuardi Ansori


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah