Beri ‘Tamparan’ Menohok Terkait Kurikulum, Siswa di NTT Sampaikan Alasan Pendidikan di Indonesia Sulit Maju

- 26 Mei 2022, 14:07 WIB
Ketua OSIS SMAS St. Familia Wae Nakeng berikan aspirasi terkait kurikulum pendidikan di Indonesia
Ketua OSIS SMAS St. Familia Wae Nakeng berikan aspirasi terkait kurikulum pendidikan di Indonesia /Tangkap Layar YouTube/SMAS ST. FAMILIA WAE NAKENG - NTT

MALANG TERKINI – Permasalahan terkait pendidikan Indonesia yang masih belum mengalami kemajuan yang signifikan tentunya menjadi Pekerjaan Rumah (PR) bersama. Tak hanya bagi pemerintah, siswa dan elemen pendidikan lain juga harus bekerja sama dalam menyelesaikan masalah ini.

Pemerintah tentu hadir dengan berbagai kurikulum yang mereka tawarkan, sebut saja Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang belum lama diubah menjadi Kurikulum 2013 (K-13).

Lalu, paling terbaru adalah Kurikulum Merdeka Belajar yang merupakan langkah paling mutakhir dari pemerintah untuk fokus kepada pendekatan bakat dan minat siswa.

Baca Juga: Kurikulum Terus Berubah, Anjelina Yulianti Siswa NTT Menilai Hanya Menjadi Bahan Uji Coba Saja

Namun, perubahan yang dirasa cukup cepat antara satu kurikulum ke kurikulum lain membuat beberapa pelaku di lapangan menjadi bingung. Salah satunya adalah Anjelina Yulianti, ketua OSIS SMAS St. Familia Wae Nakeng, Lembor, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Barat.

Anjelina beri “tamparan” menohok kepada pemerintah di hadapan Anggota Komisi X DPR RI, Dr. Andreas Hugo Pareira.

“Trennya selama ini di Indonesia, sudah dari dulu ketika Presiden diganti ataupun ketika Menteri Pendidikan diganti, maka kurikulum pendidikan pun ikut berganti. Jadi kesannya kurikulum ini hanya dilakukan hanya untuk uji coba saja,” ujar Anjelina seperti yang dikutip Malang Terkini dari YouTube SMAS ST. FAMILIA WAE NAKENG – NTT, 26 Mei 2022.

Baca Juga: Manfaat Tape Singkong Menurut Ustadz Abdul Hadi: Mampu Mengatasi Penyakit Maag?

Anjelina pun memberikan aspirasinya dan menganggap bahwa salah satu penyebab sulitnya pendidikan Indonesia kurang adanya kemajuan karena pergantian kurikulum yang terkesan cepat.

“Kami belum mampu memahami kurikulum yang sedang berjalan, lalu dipaksa lagi untuk beradaptasi dengan kurikulum yang baru,” tambah Anjelina.

Tak hanya bagi siswa, Anjelina juga beranggapan bahwa guru pun memiliki keresahan dan kesulitan yang sama dalam hal beradaptasi.

Anjelina adalah satu dari banyaknya siswa di Indonesia yang menjerit terkait perubahan kurikulum pendidikan yang begitu cepatnya. Ketua OSIS SMAS St. Familia Wae Nakeng tersebut seakan menjadi perwakilan suara dari ribuan siswa yang kesulitan beradaptasi dengan kurikulum pendidikan di Indonesia.

Baca Juga: Ini Dia Kerangka dan Contoh Motivation Letter Beasiswa Kuliah Luar Negeri, Bisa Bikin Kamu Lancar Nulis

Dirinya pun juga menitip pesan kepada Dr. Andreas Hugo Pareira selaku Anggota Komisi X DPR RI untuk disampaikan kepada Presiden Joko Widodo atau Menteri Pendidikan untuk bisa lebih bijak dalam menentukan kurikulum di Indonesia.

“Apa boleh ditetapkan hanya satu saja kurikulum yang kurikulum itu betul-betul sesuai dengan pendidikan di Indonesia. Dan kami sangat mengharapkan kurikulum yang ditentukan itu betul-betul sesuai dengan atas dasar kajian analisis yang sangat mendalam,” tutup Anjelina. ***

Editor: Anisa Alfi Nur Fadilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah