Network
Baca Juga: Resume Tentang Arti Kedudukan dan Fungsi Pancasila, Ini Contoh beserta Penjelasannya
Pernyataan Ir Soekarno yang menimbulkan kontroversi ini membuat lemah posisinya dalam politik.
Lima bulan kemudian setelah peristiwa Tritura, keluar Surat Perintah Sebelas Maret atau biasa disebut sebagai Supersemar yang ditandatangani oleh Soekarno.
Dalam isi surat itu Ir Soekarno memerintahkan kepada Letnan Jenderal Soeharto untuk menjaga keselamatan pribadi presiden dan keamanan pemerintahan.
Supersemar ini dipakai oleh Soeharto untuk membubarkan PKI yang menyatakan PKI sebagai organisasi terlarang, dimana saat itu Soeharto sudah diangkat sebagai Panglima Angkatan Darat.
Pada 20 Februari 1967 di Istana Merdeka, Ir Soekarno menandatangani Surat Pernyataan Penyerahan Kekuasaan.
Baca Juga: 6 Karakter Profil Pelajar Pancasila Kurikulum Merdeka Belajar
Dari penandatanganan surat tersebut memperjelas kedudukan Soeharto de facto menjadi kepala pemerintahan Indonesia.
Dari hasil keputusan sidang Istimewa MPRS, MPRS mencabut kekuasaan Presiden Soekarno sebagai presiden sekaligus sebagai Pemimpin Besar Revolusi.
Dalam hasil sidang itu pula mengangkat Soekarno menjadi Presiden RI kedua sampai dengan dilakukan pemilihan umum berikutnya.
Sejak awal bulan Agustus 1965 ir Soekarno merasakan kesehatannya semakin menurun karena penyakit ginjal yang dideritanya.
Baca Juga: Jokowi Lakukan Pertemuan Berdua dengan Putin di Moskow-Rusia, Sampaikan Pesan dari Presiden Ukraina
Sudah berbagai macam pengobatan dilakukan oleh tim dokter kepresidenan saat itu, namun pada 21 Juni 1970 sekitar jam 03.50 pagi, Ir Soekarno tidak sadarkan diri.
Setelah tidak sadarkan diri beberapa jam, sekitar pukul 07.00 Ir. Soekarno menghembuskan napas terakhir.
Sebelum meninggal dunia sebenarnya Ir Soekarno minta jika meninggal dimakamkan di Istana Batu Tulis di Bogor.
Namun pemerintahan Presiden Soeharto menyelenggarakan pemakamannya di Kota Blitar, Jawa Timur.
Itulah biografi dari Ir Soekarno, Presiden pertama RI dalam masa bhakti 1945-1966.***
